Selasa 06 Dec 2016 16:41 WIB

17 Pendaki Tersesat di Gunung Gede, Satu Tewas

Gunung Gede Pangrango
Foto: TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO
Gunung Gede Pangrango

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sebanyak 17 mahasiswa anggota pendaki gunung dari Bina Nusantara (Binus) Jakarta tersesat di Gunung Gede Pangrango. Dari 17 pendaki tersebut, satu diantaranya meninggal dunia dan sisanya berhasil dievakuasi oleh TIM SAR gabungan.

Korban meninggal dunia bernama Edwar (19 tahun), warga Kelapa Gading, Jakarta Utara. Jenazah korban kemudian dibawa ke RSPG Cibeureum Bogor. Mahasiswa tersebut mendaki Gunung Gede Pangrango sejak Senin (5/12). Setelah melakukan pendakian mereka tersesat dan mengalami kekurangan makanan.

"Para mahasiswa ini ditemukan oleh tim Rapi pada Selasa (6/12) pagi dalam kondisi tersesat dan seorang diantaranya meninggal dunia,’’ kata Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Yusri Yunus kepada para wartawan, Selasa (6/12).

Menurut keterangan Dilah Kholik (43), Ketua Rapi (Radio Antar Penduduk Indonesia), informasi adanya mahasiswa yang tersesat di Gunung Gede Pangrango diterimanya pada Selasa pagi. Ia kemudian berkoordinasi dengan unsur terkait seperti Polsek, Muspika, Tagana, Rapi, Orari dan kemudian dibentuk tim SAR gabungan. 

Tim gabungan ini kemudian melakukan upaya evakuasi dengan menyusuri rute Desa Ciberreum, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Sekitar pukul 14.00 WIB rombongan mahasiswa yang berjumlah 15 orang berhasil ditemukan, sedangkan dua mahasiswa lainnya masih terus dilakukan upaya pencarian. "Sekitar pukul 14.30 dua mahasiswa tersebut akhirnya ditemukan. Satu diantaranya dalam kondisi meninggal dunia,’’ ujar Dilah.

Dilah mengatakan para mahasiswa ini mendaki Gunung Pangrango melalui jalur Desa Cibeureum yang sudah lama dinyatakan terlarang untuk pendakian. Mereka mendaki gunung tersebut dalam rangka kegiatan ospek kampus. Para mahasiswa ini melakukan pendakian ke gunung tersebut dengan peralatan seadanya.

"Dengan peralatan seadanya dan melalui rute ilegal sangat berbahaya. Rute tersebut sudah lama ditutup karena memiliki tingkat bahaya yang tinggi,’’ ujar Dilah.

sumber : Djoko Suceno
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement