REPUBLIKA.CO.ID, MOJOSKERTO -- Menutup agenda sidangnya yang ke-7, para delegasi The 7th Meeting of Asean Puppetry Association (APA) atau Asosiasi Wayang ASEAN (AWA), Its 10th Anniversary and Asean Puppetry Festival, melakukan lawatan budaya ke Pondok Pesantren Tebuireng, di Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Jombang, Jawa Timur.
Perkembangan seni wayang yang memiliki kaitan erat dengan dunia pendidikan ke-Islaman di Indonesia menjadi dasar pentingnya para delegasi mendatangi salah satu ponpes terbesar dan tertua di Indonesia ini.
“Wayang salah satu media yang digunakan Wali Songo untuk menyebarkan nilai-nilai Islam di Nusantara. Wali Songo berhasil mengenalkan Islam kepada masyarakat dengan pendekatan budaya, baik secara psikologi, paedagogi, sejarah, hingga politik,” ujar Ketua Media Center, The 7th Meeting of Asean Puppetry Association (APA) Its 10th Anniversary and Asean Puppetry Festival, Eny Sulistyowati dalam keterangan tertulis, Selasa (6/12).
Sekretaris Umum Pondok Pesantren Tebuireng, Ir. H. Abdul Gofar, dalam sambutannya menyampaikan, suatu kehormatan pondok pesantren dilibatkan dalam perhelatan ASEAN Pupperty Festival 2016. Banyak pihak menurutnya, menanyakan apa kaitannya wayang dengan pondok pesantren.
“Wayang memiliki kaitan erat dengan sejarah perjalanan syiar Islam yang dikembangkan Sunan Kalijaga dan Wali lainnya, khususnya di Jawa,” ujarnya.
Salah satu kreasi beliau, kata Abdul Gofar, adalah cerita Punakawan dengan makna filosofisnya. “Cerita wayang dengan kearifan lokalnya. Harapan kita pondok bisa ikut mengembangkan dakwah Islam dengan cara yang tidak menimbulkan konflik, seperti yang dilakukan para Wali. Salah satunya lewat wayang,” papar Abdul Gofar.
Dalam menyambut kunjungan delegasi Sidang Ke-7 ASEAN Puppetry Association (APA) ini, para santri Pondok Pesantren Tebuireng menyambut tamunya dengan seni pertunjukan musik. Hadirin juga dihibur penampilan sendra tari ‘ASEAN Puppet Joint Performance’ dengan cerita ‘Ramayana.’
Setelah itu delegasi bersama-sama melakukan ziarah ke makam pahlawan Nasional pendiri Pondok Pesantren Tebuireng, KH. M. Hasyim Asy’ari dan K.H. Wahid Hasyim, serta ke makam Presiden Ke-4 Republik Indonesia, Dr.(H.C.) K. H. Abdurrahman Wahid.