Senin 05 Dec 2016 15:44 WIB

Ini Isi Kuliah Umum Mahathir Mohamad di UMY

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Bilal Ramadhan
Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad
Foto: Republika/ Darmawan
Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL – Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad memberikan materi kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin (5/12). Dalam ceramahnya, ia berbicara banyak mengenai perdamaian, khususnya bagi umat Islam.

“Kita semua tahu, muslim dianjurkan untuk mengucapkan salam. Assalamualaikum warahmatullah hiwabarakatuh. Kalimat ini mengajarkan perdamaian,” ujarnya membuka kuliah umum yang merupakan rangkaian dari kegiatan Mahathir Global Peace School ke-5 di Gelanggang Sportarium UMY.

Menurutnya, kalimat tersebut harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Bukan hanya pada sesama umat, kita juga harus menghormati orang-orang non-muslim. Sebab islam mengajarkan para pemeluknya untuk saling menghormati.

Mahathir menyampaikan, percuma saja pemeluk islam shalat dan mengeluarkan zakat jika ahlaknya buruk. Pasalnya ajaran islam sendiri menekankan pada ahlak mulia. Selain itu, islam bukan merupakan ajaran yang hanya bertumpu pada ritual.

“Islam adalah way of life. Dengan ajarannya kita menjalankan kehidupan sehari-hari,” ujar pria yang usianya hampir seabad itu menjelaskan.

Selain itu, katanya, islam juga mengajarkan umatnya untuk bersikap jujur dalam menjalankan amanah. Salah satunya untuk memelihara perdamaian. Seseorang yang mendeklarasikan dirinya sebagai muslim tidak boleh merusak kedamaian dengan membunuh orang lain.

Sebagaimana yang terjadi di Syiria, Irak, dan Yaman. Bukannya menjaga keamanan negara, membunuh orang yang berbeda keyakinan justeru sama dengan menyatakan perang. Akhirnya triliunan uang dikeluarkan hanya untuk belanja persenjataan.

Bukan untuk menyejahterakan masyrakat. Mahathir meminta agar mahasiswa UMY benar-benar memahami makna kedamaian dalam islam. Jangan sampai generasi muda terjebak dalam pemahaman islam yang salah, kemudian memunculkan perpecahan dan konflik di tengah-tengah masyarakat.

Sementara itu, Mantan Ketua MUI, Din Syamsudin yang juga memberikan materi perkuliahan mengatakan, diskusi antar umat beragama sangat penting dilakukan untuk menjaga kedamaian. Khususnya di negara yang memiliki kemajemukan seperti Indonesia dan Malaysia.

“Komunitas lintas agama harus bekerja sama untuk menyelesaikan masalah yang ada,” ujar Din.

Ia meminta agar semua umat di Indonesia fokus pada kesamaan nilai ajaran agama, yakni kemanusian. Bukan fokus pada perbedaan yang malah menimbulkan perpecahan.

Sementara itu, Rektor UMY, Bambang Cipto mengapresiasi kehadiran Mahathir di kampusnya. Ia berharap mahasiswa yang hadir dalam kesempatan tersebut dapat mendapatkan inspirasi untuk menerapkan nilai-nilai islam dalam membentuk perdamaian dunia.

“Semoga apa yang disampaikan Mr. Mahathir dapat menginspirasi generasi muda di sini,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement