Senin 05 Dec 2016 14:40 WIB

51 Anak Sukabumi Jadi Korban Kekerasan Seksual

Kekerasan seksual terhadap anak (ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Kekerasan seksual terhadap anak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Data Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menyebutkan, sejak Januari hingga November 2016, ada sebanyak 51 anak di bawah umur jadi korban kekerasan seksual.

"Untuk jumlah kasus kekerasan seksual hingga akhir November sebanyak 29 kasus. Para korban tersebar di beberapa kecamatan, namun mayoritas berasal dari daerah utara Sukabumi," kata Ketua Harian P2TP2A Kabupaten Sukabumi, Elis Nurbaeti, Senin (5/12).

Menurutnya, dari jumlah tersebut, mayoritas anak yang menjadi korbannya adalah perempuan dan ada juga lelaki. Bahkan yang paling miris ternyata 90 persen lebih korban yang mendapatkan kekerasan seksual tersebut ternyata pelakunya adalah orang terdekat.

Adapun pelakunya seperti orang tua (ayah tiri), pacar, tetangga, rekannya, bahkan ada juga oleh gurunya sendiri. Dengan kondisi seperti ini menambah kekhawatiran berbagai pihak. Karena lingkungan keluarga, lokasi bermain dan tempat menimba ilmunya sudah tidak aman lagi bagi anak-anak.

Bahkan, yang lebih bejad lagi, dari jumlah tersebut ada satu korbannya merupakan anak penyandang disabilitas yang saat ini pelakunya sedang menjalani sidang di Pengadilan Negeri Cibadak.

"Tidak menutup kemungkinan hingga akhir tahun, jumlah korbannya akan bertahan, namun kami berharap tidak ada lagi generasi penerus bangsa ternodai sejak kecil karena ulah 'predator anak' tersebut sehingga bisa merusak masa depannya," ujarnya.

Elis mengatakan, para korban kekerasan seksual, seluruhnya sudah mendapatkan pendampingan dari petugas P2TP2A, psikolog, Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi. Pendampingan ini dilakukan untuk menghilangkan trauma dan agar si korban bisa kembali bersosialisasi.

"Untuk antisipasinya, kami gencar melakukan sosialisasi tentang waspada kekerasan seksual kepada anak baik kepada orang tua, anak-anak, pelajar, mahasiswa bahkan guru," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement