Ahad 04 Dec 2016 07:17 WIB

Muhammadiyah: Aksi 212 untuk Tegakkan NKRI, Pancasila dan UUD 1945

Jutaan Jamaah Aksi Bela Islam III menjelang pelaksanaan Shalat Jumat memadati area Monumen Nasional Jakarta, Jumat (2/12).
Foto: Republika/ Yogi Ardhi
Jutaan Jamaah Aksi Bela Islam III menjelang pelaksanaan Shalat Jumat memadati area Monumen Nasional Jakarta, Jumat (2/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir mengatakan aksi 2 Desember lalu sungguh menggugah kesadaran tertinggi dalam kehidupan kebangsaan di Indonesia. Seluruh warga bangsa dibuat kagum dan simpatik atas kehadiran jutaan umat yang yang membawa suara damai itu.

"Ini kemenangan bangsa Indonesia. Aksi 212 itu sesungguhnya untuk menegakkan NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan kebhinekaan. Maka tidak heran manakala warga masyarakat yang tidak ikut aksi pun menunjukkan simpatinya," kata dia, Sabtu (3/12).

Menurut Haedar, masyarakat juga telah dewasa dan tetap melakukan aktivitas sehari-hari. Meski ada ruang publik yang terpakai massa Doa Bersama 212, warga toleran dan memahami. Mereka sama sekali tidak merasa takut.

Dari sisi penegak hukum, Haedar mengatakan terdapat pesan moral dalam aksi damai itu. Meski aksi yang melibatkan jutaan orang itu dilakukan dalam aktivitas ruhaniah, sesungguhnya menyuarakan tuntuan moral tinggi untuk tegaknya hukum seadil-adilnya dan setimpal atas kasus dugaan penistaan agama yang melibatkan Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Mereka menuntut keadilan tanpa pandang bulu, bukan yang lain.

"Aparat harus berdiri tegak di atas hukum berkeadilan yang jujur dan sejati. Meski aksi massa itu caranya spiritual melalui doa dan shalat Jumat, mestinya harus dimaknai aparat penegak hukum yang menangani kasus tersebut untuk bersungguh-sungguh menegakkan hukum yang adil dengan penanganan superekstra sebagaimana aspirasi dan tuntutan rasa keadilan umat," kata dia.

Tentang kehadiran Presiden Joko Widodo dalam aksi 212, menurut Haedar, hal itu menjadi spesial karena ikut shalat Jumat dan sesudahnya menyampaikan pesan penting. Kehadiran orang nomor satu itu menunjukkan sikap bijak dan menyejukkan.

"Kami sangat mengapresiasi sikap bijak presiden dan itu menunjukkan jiwa kenegerawanan yang penting bagi anak-anak bangsa," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement