Sabtu 03 Dec 2016 16:59 WIB

Longsor Kembali Terjadi di Karanganyar

Rep: Andrian Saputra/ Red: Yudha Manggala P Putra
 Ilustrasi tanah longsor.
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Ilustrasi tanah longsor.

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR -- Hujan lebat yang terus mengguyur Kabupaten Karanganyar dan sekitarnya memicu bencana longsor di Dusun Benaran Desa Poloserojo Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar. Longsoran tebing yang terjadi pada Jumat (12/2) malam itu, menimbun rumah warga.

“Longsor menyebabkan pemilik rumah tewas atas nama Catur (21) dan 2 orang luka berat atas nama Paikem (52) dan Harso Wiyono (55). Tim SAR dan masyarakat mengevakuasi korban. Korban dirujuk ke RS Moewardi,” seperti rilis humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho yang diterima Republika. Sabtu (3/12) siang.

Beberapa hari sebelumnya, longsor juga terjadi di Desa Tegalsari, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar. Sebanyak delapan orang warga yang tengah bertani menjadi korban dalam longsor yang terjadi pada Selasa (29/11) siang itu. Sebelumnya, enam korban telah berhasil ditemukan, di mana lima orang ditemukan dalam kondisi selamat, sementara satu orang ditemukan sudah tak bernyawa atas nama Sutoyo (75 tahun) warga Gondang Getong.

Pagi tadi, Tim SAR Gabungan kembali melakukan penyisiran lokasi untuk mencari dua korban lainnya. Hasilnya satu korban berhasil ditemukan atas nama Gito Simin (50 tahun) Warga Sintru Kembang, Desa Doplang Karanganyar.

“Ditemukan tanda-tanda di sekitar sektor 2 pada pukul 06.30 Wub. Selanjutnya langsung dilakukan pencarian dan ditemukan korban atas nama Gito. Pukul 08.00 Wib jenazah berhasil dievakuasi dan langsung dibawa ambulans ke RSUD. Pencarian terhadap satu korban longsor masih diteruskan,” terang Sutopo.

 

Sebagai wilayah rawan bencana, BNPB mencatat terdapat 9 kecamatan rawan longsor dari 17 kecamatan di Kabupaten Karanganyar.

Di antara kecamatan tersebut adalah Kecamatan Jenawi, Kerjo, Ngargoyoso, Tawangmangu, Karangpandan, Matesih, Jatiyoso, Jatipuro dan Jumapolo. Daerah rawan longsor tersebut saat ini sudah berkembang menjadi permukiman sehingga memiliki risiko tinggi bencana longsor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement