Jumat 02 Dec 2016 15:18 WIB

Ketum ICMI: Presiden Harus Buka Ruang Dialog Masyarakat dan Elite

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nur Aini
Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), Jimly Asshiddiqie
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), Jimly Asshiddiqie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie berharap keikutsertaan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam shalat Jumat berjamaah di Monas dapat membantu meredakan ketegangan situasi yang terjadi di Jakarta belakangan ini. Namun, ia menilai Presiden tetap harus membuka ruang dialog.

"Kita bersyukur Presiden dan Wapres ikut dalam shalat jamaah. Mudah-mudahan membantu meredakan ketegangan," tutur dia kepada Republika.co.id, Jumat (2/12.

Menurut Jimly, presiden tetap harus membuka ruang dialog yang seluas-luasnya antara masyarakat dan elite pemerintah. Semua pihak pun, kata dia, harus membuka diri untuk tidak menganggap masalah yang terjadi di Jakarta sekarang sebagai hal yang biasa.

"Semua pihak harus membuka diri untuk tidak menyederhanakan masalah dengan mendikotomikan Islam dengan semangat kebinekaan parade nusantara," tutur dia.

Jimly meminta demonstran baik itu 4 November dan 2 Desember, tak dianggap tidak nasionalis dan anti-pluralisme. Jika itu yang terjadi, menurut dia, tentu bisa menimbulkan kesalahpahaman.

Karena itu, berbagai kalangan, dari mulai elit pemerintah hingga rakyat, harus mengadakan dialog secara terbuka agar masalah yang terjadi sekarang tidak terulang kembali. Dia berharap, demo 2 Desember ini menjadi yang terakhir kali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement