Kamis 01 Dec 2016 20:01 WIB

HNW: Aksi 2 Desember dan 4 Desember tak Perlu Dibenturkan

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Bilal Ramadhan
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.
Foto: MPR
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.

REPUBLIKA.CO.ID,‎ JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengimbau masyarakat tidak perlu membentur-benturkan antara yang ikut unjuk rasa pada 2 Desember dan 4 Desember 2016. Hal itu disampaikan Hidayat sebagai bentuk respons atas adanya upaya dari beberapa pihak yang akan mengadakan unjuk rasa berbentuk Parade Bhinneka Tunggal Ika 4 Desember 2016, setelah dilangsungkannya Aksi Bela Islam Jilid III pada 2 Desember 2016.

“Jangan juga dibenturkan dengan seolah-olah nanti tanggal 4 akan ada Parade Binneke Tunggal Ika, dalam semangat menjadi pesaing terhadap agenda besok (aksi 2 Desember). Atau koreksi terhadap agenda besok. Jadi, seolah-olah tanggal 2 adalah membahayakan Bineka dan NKRI. Menurut saya ini adalah hal yang tidak bertanggung jawab,” ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (1/12).

Sebab, Hidayat merujuk pada peristiwa sebelumnya di bulan November, di mana terdapat aksi bertema Parade Nusantara pada 19 November, yang seolah-olah merujuk pada peristiwa 411 dengan kesan tidak nasionalis dan anti-kebinekaan. Padahal, kata dia, aksi 411 adalah peristiwa sangat NKRI dan bineka.

"Yang ikut tokoh lintas agama, Lieus Sungkarisma datang, Jaya Suprana datang, bahkan ada pengantin dari umat Kristiani yang ingin pemberkatan di Katedral, diantarkan oleh peserta aksi untuk sampai masuk ke gereja,” kata Wakil Ketua Majelis Syuro PKS ini.

Oleh karena itu, dia memastikan bahwa peserta aksi bela Islam Jilid III adalah bagian dari aksi damai yang sama-sama mencintai NKRI dan menjaga keutuhan Indonesia. Karenanya, dia meminta jangan membenturkan dengan agenda lain, yang seolah-olah kalau ada pembelahan semacam itu akan membahayakan kesatuan sebagai bangsa.

Seperti diberitakan sebelumnya masyarakat Indonesia berencana melangsungkan aksi unjuk rasa secara berturut-turut pada 2 Desember dan 4 Desember 2016. Adapun mengenai agenda aksi unjuk rasa pada 2 Desember adalah terkait penegakan hukum terhadap tersangka kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, sebagai bagian pula untuk menjaga kerukunan NKRI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement