Kamis 01 Dec 2016 18:54 WIB

Ratusan Orang di Sleman Terpapar HIV-AIDS

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Winda Destiana Putri
HIV/AIDS
Foto: pixabay
HIV/AIDS

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- HIV-AIDS masih menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat. Pasalnya penyakit mematikan ini masih sulit untuk disembuhkan. Di Kabupaten Sleman sendiri jumlah orang dengan HIV-AIDS (ODHA) mencapai ratusan.

"Sampai Maret tahun ini, di Sleman secara kumulatif ada 766 kasus HIV-AIDS," tutur Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun pada Peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS) di Pendopo Rumah Dinas Bupati, Kamis (1/12). Sementara di DIY sendiri kejadian HIV-AIDS berjumlah 3.334 kasus.

Muslimatun menjelaskan, faktor risiko tertinggi HIV-AIDS adalah heteroseksual, kemudian Homoseksual dan pengguna narkoba lewat jarum suntik. Adapun kelompok umur yang paling rentan terhadap virus ini yakni rentang usia 20 sampai 29 tahun.

Muslimatun mengemukakan, Pemkab Sleman telah melakukan berbagai upaya penanggulangan dan pencegahan penyebaran HIV-AIDS. Baik melalui SKPD terkait, lembaga swasta, lembaga swadaya masyarakat (LSM), masyarakat, dan komunitas.

Di antaranya dengan melatih petugas di 25 puskesmas sekabupaten untuk melakukan screening HIV-AIDS, menjalankan layanan HIV-IMS dan Care Support and Treatment di RSUD Sleman. Selain itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) juga telah membentuk kelompok warga peduli AIDS (WPA).

"Sekarang sudah ada di 12 desa yang memdeklarasikan diri sebagai desa sadar HIV. Kami juga melakukan peningkatan peran pokja lokasi di masing-masing wilayah," tutur Muslimatun. Ia mengatakan, HIV-AIDS merupakan permasalahan global yang tidak hanya dihadapi oleh bangsa kita. Melainkan juga dihadapi oleh seluruh bangsa di dunia.

Sementara Indonesia termasuk kedalam salah satu negara di Asia yang dilaporkan mengalami percepatan pertumbuhan HIV-AIDS. Sejak pertama kali ditemukan pada 1987, tercatat 340 Kabupaten/Kota di Indonesia melaporkan kejadian HIV-AIDS.

"Melalui Peringatan Hari AIDS Sedunia ini saya berharap ke depan tidak ada lagi stigma atau pengucilan terhadap penderita HIV-AIDS," tutur Muslimatun. Sehingga ODHA dapat hidup berdampingan tanpa ada diskiriminasi. Pasalnya mereka justeru membutuhkan bantuan dan dukungan untuk tetap produktif dalam menjalani kehidupan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement