Kamis 01 Dec 2016 16:42 WIB

23 Persen Pengidap AIDS di Jatim Meninggal

Rep: Binti Sholikah/ Red: Angga Indrawan
Menteri Kesehatanb Nila F. Moeloek dan Gubernur Jatim Soekarwo serta Wagub Jatim Saifullah Yusuf pada acara Kampanye Peringatan Hari AIDS sedunia di Gedung Grahadi Surabaya, Kamis (1/12)
Menteri Kesehatanb Nila F. Moeloek dan Gubernur Jatim Soekarwo serta Wagub Jatim Saifullah Yusuf pada acara Kampanye Peringatan Hari AIDS sedunia di Gedung Grahadi Surabaya, Kamis (1/12)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sebanyak 23 persen dari pengidap infeksi AIDS di Provinsi Jawa Timur meninggal dunia. Hingga September 2016, tercatat 17.394 pengidap AIDS di Jawa Timur. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.679 di antaranya meninggal.

Wakil Gubenur Jatim Saifullah Yusuf mengatakan, kasus pengidap HIV-AIDS di Jatim tercatat sebanyak 36.881 orang. Data tersebut merupakan kasus yang ditemukan sejak 2005.

"Di Jatim AIDS itu ada 17.397 pengidap. Yang berpotensi meninggal yang 17 ribu itu, yang 36 ribu masih aman. Kami targetnya menemukan 57 ribu," ujarnya kepada wartawan di sela-sela peringatan Hari AIDS Sedunia tahun 2016 di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (1/12).

Gus Ipul, sapaan akrabnya, menyatakan para pengidap HIV tersebut diberikan pendampingan dan pengobatan agar bertahan dan sembuh kembali. Sedangkan bagi pengidap AIDS dilakukan upaya rehabilitasi. Para pengidap HIV-AIDS ini ditemukan melalui mobile visiting.

Di sisi lain, jumlah anak yang mengidap HIV tercatat sebanyak 615 anak. Anak-anak ini umumnya tertular HIV bawaan dari ibunya. Sedangkan kasus AIDS pada ibu rumah tangga sebanyak 2.944 orang atau 17,92 persen dari pengidap AIDS di Jatim.

Menurutnya, Pemprov melakukan penanganan khusus terhadap ibu hamil yang positif mengidap HIV-AIDS agar tidak menularkan ke anaknya. Ibu yang positif HIV-AIDS harus minum obat anti-retroviral virus (ARV) agar anak tidak lahir dengan kondisi yang sama. 

"Anaknya nanti juga minum itu. Dari beberapa anak yang ada dengan program seperti itu banyak anak-anak lahir dari ibu HIV, hasilnya negatif," jelasnya. 

Gus Ipul menambahkan, untuk mengantisipasi meningkatnya pengidap HIV-AIDS perlu dilakukan langkah-langkah seperti membangun kesadaran masyarakat untuk menangulangi bersama. Kedua, menyiapkan pelayanan termasuk SDM dan lain-lain. Ketiga, memberdayakan masyarakat, serta adanya anggaran dari pemerintah. 

"Jatim dulu nomor dua [jumlah penderita HIV-AIDS], sekarang nomor satu. Kasusnya terbesar Jatim, tapi menahan orang meninggal prestasinya Jatim. Karena setelah kita ketahui kita ambil tindakan, setelah diketahui suntik terus," imbuhnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement