REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Menyusul kejadian bayi kembar siam di RSUD Dr Soekordjo, Bupati Tasik Uu Ruzhanul Ulum menyempatkan diri menemuinya pada Kamis, (1/12). Namun dalam kunjungannya, ia terpantau hanya memberi bantuan berupa amplop berisi uang.
Ia mengaku kunjungannya dalam rangka kewajiban membantu masyarakat. Seusai kunjungannya ia meminta informasi dari dokter untuk mengetahui bagaimana tindakan yang bisa diambil. Ia menjanjikan akan membantu warga tersebut semaksimal mungkin.
"Sudah jadi kewajiban kami bantu masyarakat, kami minta info dari dokter bisa seperti apa penanggulangannya, untuk dipisah atau tidak? Insya allah Pemda akan bantu segala beban semaksimal mungkin sesuai kemampuan," katanya pada wartawan.
Ia ingin supaya penanganan bayi dapat dilakukan di Tasik, meski begitu ia tetap menjanjikan bantuan jika penanganan di rumah sakit di luar Tasik. Soal menunggaknya dana yang dikucurkan Pemkab bagi warga yang berobat di RSUD, ia pun menanggapi dengan santai.
Menurutnya, penanganan bayi tak akan memberatkan anggaran. Sebab, Pemkab bisa mencairkan dana tak terduga untuk masalah seperti ini. "Bukan masalah memberatkan dan tidak memberatkan, ini soal pemberian bantuan, yang jelas ini masalah jangan jadi beban buat keluarga. Untuk pendidikan, kesehatan dan bencana ada dana talangan bantuan, milyaran per tahun jumlahnya, saya tidak tahu detailnya," ujarnya.
Sementara Kepala Bidang Pelayanan RSUD Dr Soekardjo Budi Tirmadi mengatakan sudah berkoordinasi dengan RSHS Bandung. Nantinya bayi kembar siam akan diserahkan kesana jika kondisinya sudah memungkinkan. Untuk saat ini, bayi kembar siam tersebut membutuhkan perawatan intensif terlebih dahulu agar bisa stabil.
"Ini kejadian pertama di RS dr Soekardjo, namun memang penanganan tidak bisa kami lakukan disini karena pemisahan harus di RSHS Bandung, tapi kami menunggu kondisi bayi siap dulu untuk dipindah. Soalnya kondisi bayi masih kritis," ucapnya.