Kamis 01 Dec 2016 01:47 WIB

Pandangan Keberagaman Hingga Teriakan Takbir Presiden Jokowi dalam Tanwir I Pemuda Muhammadiyah

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Agus Yulianto
Presiden Joko Widodo menyampaikan arahan saat menghadiri Tanwir I Pemuda Muhammadiyah di Tangerang, Banten, Rabu (30/11). Presiden Joko Widodo dalam kesempatan tersebut berpesan tiga hal kepada Pemuda Muhammadiyah yakni jaga keberagaman, beretika di media
Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo menyampaikan arahan saat menghadiri Tanwir I Pemuda Muhammadiyah di Tangerang, Banten, Rabu (30/11). Presiden Joko Widodo dalam kesempatan tersebut berpesan tiga hal kepada Pemuda Muhammadiyah yakni jaga keberagaman, beretika di media

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Presiden Joko Widodo menutup Tanwir I Pemuda Muhammadiyah pada Rabu (30/11) di Hotel Narita, Kota Tangerang. Presiden menegaskan kepada seluruh kader Pemuda Muhammadiyah bahwa Indonesia adalah negara majemuk.

"Indonesia memiliki keberagaman yang hakekatnya tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain. Indonesia memiliki 700 suku dan 1.700 lebih bahasa lokal," tuturnya, Rabu (30/11).

Keberagaman tersebut, menurut Jokowi, merupakan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT bagi bangaa Indonesia. Jika bangsa Indonesia bisa bersatu dalam perbedaan tersebut, maka itu yang akan menjadi kekuatan tersendiri bagi bangsa.

Presiden Jokowi juga menggarisbawahi tentang pentingnya membangun keadaban publik yang belakangan ini rusak karena pengaruh media sosial, relasi sosial, bahkan suasana yang sumpek, dan mudah terpicu sesuatu. "Kami percaya masih banyak anak muda yang bersih dan berhati lurus untuk membangun keadaban publik," tegasnya.

Sementara Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzhar simanjuntak meyakini, kader Pemuda Muhammadiyah sangat toleransi dan mampu merawat keberagaman di Indonesia. Ia berkomitmen kepada Jokowi bahwa kader Pemuda Muhammadiyah akan senantiasa menjaga toleransi dan keberagaman.

"Pemuda Islam tentu akan merawatnya, jadi Bapak Presiden jangan khawatir. Karen Pemuda Muhammadiyah punya komitmen untuk menjaga toleransi dan menghadirkan akhlak keberagaman," ujar Dahnil.

Dahnil juga sempat menjelaskan kepada Presiden Jokowi bahwa pekikan takbir yang biasa diteriakkan kader Pemuda Muhammadiyah merupakan simbol bahwa mereka menyadari kecil di hadapan Allah SWT. "Ini yang perlu saya ingatkan, jadi seolah-olah orang takbir itu radikalis, kalau ada orang memekik takbir itu anti-toleransi, anti-keberagaman," katanya.

Dahnil kembali mengingatkan, negeri ini dulu dimerdekakan dengan takbir. Bagi para pahlawan, takbir itulah yang menguatkan keberanian mereka.

Presiden Jokowi mengakui, bahwa Pemuda Muhammadiyah merupakan kader militan, bukan kader radikal maupun ekstrimis. "Saya yakini Pemuda Muhammadiyah kalau semangatnya seperti tadi, dalam persaingan dan situasi apapaun, kalau seluruh pemuda di Indonesia ini militansinya seperti itu, kita akan memenangkan pertarungan."

Presiden Jokowi pun memekikkan takbir saat menutup pembicaraannya. Teriakan takbir Jokowi kemudian disambut dengan sahutan takbir oleh para Pemuda Muhammadiyah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement