Selasa 29 Nov 2016 16:54 WIB

MUI Usul Rujuk Nasional, Ini Respons Jokowi

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Esthi Maharani
Demo serupa dengan 4 November 2016 rencananya kembali digelar di 2 Desember 2016 terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Demo serupa dengan 4 November 2016 rencananya kembali digelar di 2 Desember 2016 terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengusulkan adanya rujuk nasional setelah aksi damai bela Islam yang akan digelar pada 2 Desember mendatang. Menanggapi hal tersebut, Presiden Joko Widodo menilai bahwa istilah rujuk kurang pas dipakai karena menurutnya tak ada yang perlu diminta berbaikan.

"Rujuk apa? Yang berantem siapa? Wong kita enggak berantem kok," kata Presiden, di teras belakang Istana Merdeka, Selasa (29/11).

Bagi presiden, istilah rujuk atau rekonsiliasi baru tepat dipakai dalam kondisi bangsa Indonesia sudah terpecah dan harus didamaikan. Sementara, menurut Jokowi, kondisi di masyarakat saat ini sudah tenang, tak ada yang bertikai.

"Saya kira kita baik-baik saja. Hanya perlu kita ingatkan pada semuanya tentang pentingnya Pancasila, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika."

Kendati begitu, Presiden menegaskan bahwa ia akan terus melakukan komunikasi politik dengan semua pihak, baik sesudah atau setelah aksi massa 2/12.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement