REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahja Purnama atau Ahok tidak khawatir dengan survei yang menyebutkan dirinya bersama Djarot Saiful Hidayat yang terus menurun dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017.
"Makanya kalau survei turun, ini bagus supaya para relawan dan partai politik pendukung kerja lebih keras lagi," kata Ahok di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (29/11).
Pejawat itu pun menyerahkan kepada para relawan dan tim sukses agar dirinya bisa kembali ke urutan pertama di bursa kampanye. Ahok pun yakin, dalam popularitas dirinya masih lebih populer dari dua pasangan calon lainnya.
"Kalau bagi pejawat itu, masa kampanye mengenali popularitas itu sudah terlalu tinggi. Bagi pejawat tinggal melihat program kerja yang sudah ada saja. Saya enggak bisa ngomong apa-apa. Kalau penantang kan, tinggal bilang saya mau saya akan. Tapi kalau buat kami, kami tidak bisa mengelak. Kamu tinggal lihat saja kerjanya apa. Yang kita lihat tingkat kepuasan hasil kerja kita masih 75 persen lebih, jadi kalau orang enggak mau pilih, kata pengamat, ada sedikit anomali. Kita gatau anomalinya apa. Kita tunggu saja 15 Februari," tutur Ahok.
Lembaga Survei Poltracking Indonesia merilis hasil temuan terbarunya terkait tiga kandidat Gubernur DKI Jakarta. Hasilnya, reliabilitas pasangan pejawat DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, merosot tajam.
Sedangkan pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni, justru meroket. Bahkan elektabilitas nomor urut satu tersebut melebihi kedua pasangan lainnya. Untuk elektabilitas ketiga pasangan tersebut, Agus-Sylvi meraih angka 27,92 persen.
Kemudian disusul Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot mendapatkan 22 persen. Sedangkan pasangan nomor urut tiga, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, memperoleh 20,42 persen. Sementara untuk pemilih yang belum menentukan sebesar 29,66 persen.
Sebelumnya, pada survei Poltracking Indonesia pada September lalu, Ahok masih di atas 40 persen. Namun, pada survei saat itu, pasangan Agus-Sylvi tidak diikutkan, karena belum dicalonkan oleh partai politiknya sebagai kandidat. Maka dari itu, pada survei kali ini, Poltracking Indonesia menganggap Agus-Sylvi mulai dari nol.