Senin 28 Nov 2016 19:22 WIB

Imam Priyono Diminta Wujudkan Dua Program Kerakyatan

 Bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Yogyakarta Imam Priyono  dan Hariyadi Suyuti berpapasan ketika selesai menjalani tes darah  dan tes kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta, Senin (26/9).
Foto: Republika/ Nico Kurnia Jati
Bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Yogyakarta Imam Priyono dan Hariyadi Suyuti berpapasan ketika selesai menjalani tes darah dan tes kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta, Senin (26/9).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Calon wali kota Yogyakarta, Imam Priyono diminta untuk mewujudkan dua program kerakyatan yang diusulkan para relawan Imam-Fadli pada deklarasi relawan Imam-Fadli di Kelurahan Wirogunan, Ahad kemarin. "Kami mengusulkan dua program utama yang harus menjadi perhatian Pak Imam-Fadli saat menjadi Wali kota dan Wakil Wali Kota Yogyakarta tahun depan," ujar Penggagas Relawan Imam Priyono di Kelurahan Wirogunan, Sarto Wahono, Ahad (27/11)..

Ia menyebutkan usulan program tersebut yang pertama adalah pemanfaatan ruang kota dengan penanaman pepohonan di setiap sudut kota Yogyakarta. Tujuannya agar sistem penghijauan alami bisa berlangsung secara optimal, utamanya dalam mengantisipasi berbagai bencana saat terjadi perubahan musim seperti saat ini. "Tadi saya sudah menyerahkan sebatang pohon sebagai lambang simbolik agar semuanya bisa hidup dan lebih sejuk, untuk mengayomi masyarakat kita," katanya.

Hal itu disebabkan, kata dia, saat ini banyak hotel yang dibangun di Yogyakarta sehingga mengurangi pepohonan di Yogyakarta. Akibatnya, penghijauan yang ada di Yogyakarta menjadi terganggu. Karenanya hal itu sangat merugikan masyarakat sekitar, merusak banyak sistem kehidupan masyarakat. Apalagi banyak hotel yang dibangun di Kota Yogyakarta itu merupakan milik individu-individu semata.

Program kedua, kata dia, adalah pembinaan dan pelestarian Ketoprak Lesung yang merupakan budaya Jawa namun sudah lama terlupakan."Kami berharap kedua program itu bisa diperhatikan serius karena merupakan warisan dan kebanggaan warga Kota Yogyakarta, sekaligus menjadi modal bagi nilai positif budaya di mata para wisatawan yang datang ke Yogyakarta," kata Sarto.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement