Kamis 24 Nov 2016 13:17 WIB

TKI Hilang Kontak Selama 19 Tahun di Arab Saudi

Rep: Lilis Handayani/ Red: Nur Aini
Tenaga kerja Indonesia (TKI).    (ilustrasi)
Foto: Republika
Tenaga kerja Indonesia (TKI). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) warga RT 007, RW 003, Blok Karang Moncol, Desa Sukadana, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, Juariah (39 tahun), dilaporkan hilang kontak selama 19 tahun lima bulan di Arab Saudi. Keluarga berharap pemerintah membantu menemukan dan memulangkan Juariah ke kampung halamannya.

"Selama 19 tahun lima bulan, saya tidak tahu di mana keberadaan anak saya," ujar ayah Juariah, Mastara (58 tahun), di Indramayu, Kamis (24/11).

Mastara menjelaskan, anaknya berangkat menjadi TKI ke Arab Saudi pada 18 Juni 1997 silam. Anaknya itu direkrut oleh PT Bughsan Labrindo yang beralamat di Jl Bughsan Labrindo No 17 Ciracas–Jakarta. Melalui Agency Badawood Lil Istiqdam di Jeddah, Juariah ditempatkan di majikan yang bernama Khalod Muhamad Alusaini. Sang majikan tinggal di rumah yang beralamat di PO Box 949 Thaif - Arab Saudi.

Sejak keberangkatannya itu, Juariah baru satu kali kirim surat dan tiga kali kirim uang dengan total uang kiriman sebesar Rp 9 juta kepada keluarganya. Sejak saat itu hingga sekarang, tak pernah lagi ada kabar maupun kiriman uang dari Juariah kepada keluarganya di kampung halaman. "Sepertinya anak saya selama ini dalam tekanan dari majikannya," tutur Mastara.

Mastara pun sudah sering mengadu ke pihak PJTKI, tetapi belum ada hasilnya. Dia juga telah melaporkannya ke Kemenlu pada 2009. Hingga kini, laporannya itu juga belum membuahkan hasil. Mastara kemudian melaporkan kasus anaknya itu ke Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Kabupaten Indramayu.

Dia berharap, SBMI dapat membantu menemukan anaknya yang hilang kontak selama belasan tahun tersebut. "Kami sekeluarga sangat ingin berkumpul kembali bersama Juariah," tutur Mastara.

Ketua SBMI Indramayu, Juwarih, menyatakan, pihaknya akan menindaklanjuti dan memperjuangkan keinginan keluarga untuk bertemu kembali dengan Juariah. Apalagi, sang pahlawan devisa itu telah begitu lama tak kembali pada keluarganya.

Juwarih pun menyesalkan kinerja KBRI yang ada di Arab Saudi. Hal ini karena, pengaduan dari pihak keluarga pada 2009 silam, hanya ditindaklanjuti oleh pihak KBRI dengan menelusuri pihak Agency Badawood saja.

"Seharusnya KBRI langsung menelusuri alamat majikan Juariah, untuk mengecek kevalidan alamat tersebut. Tolong dong KBRI serius dalam memproses permasalahan TKI," kata Juwarih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement