Kamis 24 Nov 2016 09:21 WIB

Dua Titik Panas Kembali Terdeteksi di Sumatra

Titik panas kebakaran lahan di Sumatra.
Foto: ANTARA
Titik panas kebakaran lahan di Sumatra.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat dua titik panas terpantau satelit. Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru Slamet Riyadi mengatakan bahwa jumlah titik panas (hotspot) bertambah.

"Pada pukul 06.00 WIB, hotspot update (diperbarui) menjadi dua titik. Sebelumnya, satelit deteksi cuma satu titik panas," ujarnya.

Ia memerinci dua titik panas itu terdeteksi satelit milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA)--Terra dan Aqua--berada masih di satu provinsi. Sama seperti Rabu (23/11) sore, lanjut dia, berada di Sumatra Utara dengan kemungkinan belum menimbulkan potensi kebakaran hutan dan lahan wilayah setempat.

Satelit NASA mendeteksi satu titik panas di Provinsi Sumatera Utara dengan analisis titik tersebut masih di bawah 70 persen. Sementara itu, di wilayah Riau, kata Slamet, hotspot dinyatakan nihil. Bahkan, cenderung tidak muncul karena El Nino.

Sebelumnya, Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan bahwa satuan tugas siaga darurat penanggulangan kebakaran hutan dan lahan. Tim akan berakhir hingga akhir November 2016. "Kami pertimbangkan tidak diperpanjang setelah akhir November nanti," kata Arsyadjuliandi yang akrab disapa Andi Rachman.

Ia menyebut luas kebakaran hutan dan lahan di Riau telah mencapai 3.902 hektare sepanjang Januari hingga Oktober 2016. Satgas Penegakan Hukum Kebakaran Hutan dan Lahan Riau telah tetapkan 95 orang tersangka dari 74 perkara, dua kasus di antaranya diduga dilakukan oleh korporasi. Status Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Riau diberlakukan selama 6 bulan atau terhitung mulai 1 Juni sampai 30 November 2016.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement