REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Konflik di berbagai belahan dunia masih terus terjadi. 70 persen konflik dilatarbelakangi masalah energi. Hal ini disampaikan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo dalam seminar nasional bertajuk 'Peningkatan Ketahanan Bangsa Untuk Menjaga Keutuhan NKRI' di Aula Graha Sanusi Universitas Padjadjaran, Kota Bandung, Rabu (23/11).
Gatot menyebutkan ideologi maupun agama bukan lagi menjadi faktor pemicu konflik. Namun sumber energi yang banyak diperebutkan menjadi latar belakang terbesar kekacauan di suatu negara.
"Bahwa konflik dunia saat ini minimal 70 persen berlatar belakang karena energi. Bukan lagi ideologi atau agama. Dulu mungkin masih faktor perbedaan ideologi," kata Gatot di hadapan para peserta seminar.
Menurutnya, energi menjadi kebutuhan penting suatu negara. Akibatnya semuanya berkompetisi untuk menguasai wilayah penghasil kekayaan energi. Pasalnya, ujar Gatot, energi merupakan kekayaan yang tidak bisa diperbaharui. Melainkan digantikan dengan energi hayati.
Ia mencontohkan konflik banyak terjadi di negara-negara penghasil sumber minyak. Seperti negara-negara Timur Tengah yang terus bergejolak.
"Konflik mereka semua adalah negara penghasil minyak yang besar. Yang tidak punya sumber minyak tidak ada konflik," ujarnya.
Bahkan, organisasi terorisme ISIS juga terbentuk bukan karena sakit hati memperjuangkan ideologi. Tapi latar belakang menguasai sumber daya energi.
Meski demikian bukan berarti Indonesia tidak luput dari potensi ancaman konflik. Menurutnya sebagai negara yang terletak di garis ekuator, Indonesia menjadi wilayah strategis penghasil kekayaan hayati.
Kekayaan Indonesia dikatakan Gatot mulai dilirik negara asing yang ingin memecah belah Tanah Air. Tujuannya adalah menguasai sumber daya yang dimiliki Indonesia.
Oleh karena itu, ia mengajak rakyat Indonesia untuk tetap bersatu. Meningkatkan rasa nasionalisme dan siap memperjuangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Indonesia yang masuk sebagai negara ekuator merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Sebagai negara kepulauan terbesar, pantai terpanjang di dunia kedua dengan 95 juta kilometer menjadikan Indonesia negara yang cukup menjanjikan.
"Dengan mengatakan Nusantara bersatu, Indonesia milikku, Indonesia milik kamu dan Indonesia milik kita bersama. Kita tunjukan kemanapun juga bahwa masih ada Indonesia. Dan jangan coba-coba. Bukan hanya dengan TNI tapi seluruh rakyat bersama-sama mempertahankan Indonesia," ujarnya.