Selasa 22 Nov 2016 18:21 WIB

HTI dan ICMI Dukung Kepolisian Tuntaskan Kasus Penistaan Agama

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Agus Yulianto
Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Foto: Antara
Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Organisasi Islam Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Provinsi Bali dan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia(ICMI) Provinsi Bali mendukung pihak kepolisian dan aparat berwenang, untuk menuntaskan kasus penistaan agama yang dilakukan tersangka Basuki Tjahja Purnama alias Ahok.

"Ini salah satu bentuk kecintaan umat Muslim Indonesia terhadap negara," Ketua Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Provinsi Bali, Ahmad Syawaludin, dalam silaturahmi organisasi Islam bersama Polda Bali di Denpasar, Selasa (22/11).

Kata dia, umat Islam memberikan dukungan pada kepolsian untuk menangkap Ahok, dengan menjalankan aksi super damai. Menurut Ahmad, aksi umat Muslim 4 November lalu, bukan aksi ricuh. Aksi 411 adalah aksi damai, umat tertib dan menjaga toleransi terhadap umat beragama lain.

"Umat beragama non-Muslim yang menjalani kebaktian di hari yang sama diberikan jalan. Aksi 411 sama sekali tidak mengganggu. Itu adalah aksi simpatik dari umat Islam yang jumlahnya luar biasa. Jika aksi itu disebut ricuh, itu tidak benar, sebab kejadiannya berlangsung di luar jam aksi," katanya.

Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Bali, Farida Hanum Ritonga mengatakan, iman dan takwa wajib didahulukan. Aksi 411 muncul akibat adanya ketidakpuasan umat. "Apa penyebabnya sehingga mereka ingin mengulang demonstrasi itu? Ada akibat pasti ada sebab," katanya.

Ketua Muhammadiyah Provinsi Bali, Aminullah mengatakan, masyarakat jangan sampai terpolarisasi dan terpengaruh isu-isu berkembang. Isu tersebut seakan mengindikasikan mereka yang melakukan unjuk rasa hanya mencederai bangsa dan merusak persatuan. "Jangan menyikapinya dengan penuh kecurigaan," katanya.

Terkait dengan aksi lanjutan 2 Desember mendatang, Muhammadiyah Bali setuju untuk tidak mengikuti unjuk rasa tersebut. Meski demikian, Muhammadiyah Bali juga tak melarang selama aksi disampaikan secara damai.

"Untuk Muslim Bali, mengapa harus ke Jakarta? Kita berharap pihak berwenang dapat memfasilitas penyampaian aspirasi secara damai di sini," katanya.

Kapolda Bali Irjen Pol Sugeng Priyanto berharap, masyarakat Muslim di Bali tidak ikut serta aksi lanjutan di Jakarta. Ini karena aksi tersebut rentan disusupi pihak-pihak tak bertanggung jawab. "Jangan sampai bapak ibu bersemangat ikut aksi, tapi ternyata tidak sadar sedang ditunggangi," katanya.

Sejauh ini situasi kerukunan umat beragama di Bali, kata Sugeng, masih aman dan tentram. Riak-riak terkait aksi itu ada, namun belum sampai pada tahap mengkhawatirkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement