Selasa 22 Nov 2016 14:40 WIB

Kapolri Anggap Shalat di Jalan Nodai Citra Islam

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Indira Rezkisari
 Kapolri Tito Karnavian mengikuti Istigosah bersama umat islam di Tasik.
Foto: Republika/Rizky
Kapolri Tito Karnavian mengikuti Istigosah bersama umat islam di Tasik.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menyadari bergulirnya isu shalat berjamaah di jalan protokol sebagai wujud unjuk rasa agar tersangka kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama segera ditangkap. Tetapi ia menganggap aksi tersebut malah melanggar HAM orang lain dan merusak citra Islam sebagai agama yang penuh rahmat.

Tito mengingatkan bahwa setiap orang mempunyai hak untuk mempergunakan jalan protokol. Sehingga jika ada individu yang secara semena-mena mengambil jalan protokol demi kepentingan pribadi, maka hal itu sudah melanggar hukum. Ia pun meminta umat Islam tak mengikuti aksi tersebut.

"Jangan ganggu HAM orang lain. Orang terganggu, jangan ganggu ketertiban umum, jalan raya itu punya bersama. Agama kita Islam itu mencegah mudharat lebih prioritas kebaikan," katanya di Kota Tasikmalaya dalam pidato Istighatsah Akbar, Selasa (22/11).

Ia mengimbau umat Islam agar lebih baik menggelar aksi shalat berjamaah di Masjid Istiqlal atau lapangan silang Monas. Ia menilai aksi shalat berjamaah di jalan protokol justru bisa memperburuk citra Islam.

"Silahkan shalat di Monas atau Istiqlal. Tapi kalau mau blokir jalan masyarakat akan kesal ke kita. Lebih sakit lagi pendapat seperti ini 'oh begini Islam'. Islam ini bukan hanya milik demonstran, kita tidak ingin agama yang kita cintai dihujat orang karena dibawa ke arah negatif. Islam itu rahmatan lil alamin. Agama yang dirahmati untuk semua," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement