Senin 21 Nov 2016 07:06 WIB

BMKG Klarifikasi Isu Gempa Besar dan Tsunami di Jawa

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Esthi Maharani
Gempa Bumi
Gempa Bumi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menanggapi pelbagai isu di media sosial terkait gempa bumi dan potensi tsunami. Khususnya bagi warga DI Yogyakarta dan sekitarnya. Menurut Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, aktivitas gempa bumi di selatan Pulau Jawa masih terbilang wajar.

"Sejak awal November 2016, memang telah terjadi sembilan kali aktivitas gempa bumi dirasakan di zona selatan Pulau Jawa, dan dua kejadian gempa bumi di antaranya menimbulkan kerusakan, yaitu gempa bumi Pengalengan, Jawa Barat, pada 6 November 2016 dan di Malang, Jawa Timur, 16 November 2016," papar Daryono dalam keterangan pers yang diterima Republika, Senin (21/11).

Namun, rangkaian kejadian tersebut bukanlah indikasi akan terjadinya peristiwa gempa bumi besar. Situasi terkini dapat dikatakan wajar sebab, lanjut Daryono, zona selatan Pulau Jawa memang berdekatan dengan subduksi lempeng aktif.  Banyaknya aktivitas kegempaan merupakan manifestasi pelepasan energi agar tak terjadi akumulasi yang dapat memicu terjadinya gempa bumi besar.

"Dalam hal ini, lempeng Indo-Australia menyusup ke bawah Pulau Jawa dengan laju 74 mm/tahun yang berdampak kepada tingginya aktivitas gempabumi di selatan Jawa."

Untuk itu, dia meminta masyarakat agar tak mempercayai begitu saja pelbagai isu akan terjadi gempa bumi besar dan tsunami. Diimbau agar terus memantau informasi dari BMKG.

"Kepada warga masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak mudah terpancing isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement