REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemkab Purwakarta alokasikan anggaran Rp 50 miliar untuk biaya pembuatan toilet. Pasalnya, sampai saat ini masih banyak warga wilayah ini yang buang air besar sembarangan. Seperti, BAB di sawah, kebun dan sungai. Pada 2017 mendatang seluruh rumah di wilayh ini harus memiliki toilet representatif. Demikian diungkapkan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi pada Republika, Ahad (20/11).
Menurutnya, tahun depan setiap rumah minimalnya punya satu jamban yang representatif. ''Jangan sampai, BAB di sawah, kebun ataupun sungai menjadi kebiasaan. Karenanya, pemkab akan memfalisitasi warga yang belum memiliki jamban tersebut. Satu rumah harus punya satu toilet. Biayanya Rp 5 juta per rumah," ujar Dedi.
Menurut Dedi, program ini sebenarnya sudah digulirkan. Namun sasarannya bukan rumah tangga. Melainkan sekolah-sekolah. Saat ini, mayoritas sekolah di Purwakarta sudah memiliki satu toilet di setiap kelasnya.
Satu kelas satu toilet ini, lanjut Dedi, akan dirampungkan sampai akhir 2017. Sehingga semua kelas dari SD sampai SMP masing-masing susah memiliki toilet. Kemudian, program ini diaplikatifkan untuk rumah tangga. Yakni, satu rumah satu toilet. "Dengan begitu, akhir 2017 Purwakarta bebas BAB di sawah, kebon dan sungai," jelas Dedi.