Sabtu 19 Nov 2016 19:51 WIB

Aksi 411 dan Parade Kebinekaan Bukan Dua Kelompok Berbeda

Rep: Fuji E Permana / Red: Angga Indrawan
 Sejumlah elemen masyarakat mengikuti Parade Kebinekaan di Silang Monas, Jakarta, Sabtu (19/11).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Sejumlah elemen masyarakat mengikuti Parade Kebinekaan di Silang Monas, Jakarta, Sabtu (19/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi Damai 4 November 2016 dan Parade Bhinneka Tunggal Ika pada Sabtu (19/11) merupakan kegiatan damai. Masyarakat diimbau untuk tidak melihatnya sebagai dua kelompok kekuatan yang berbeda dan bertentangan.

Anggota Komisi II DPR RI sekaligus Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) PPP, Achmad Baidowi mengatakan, kalau sekarang terjadi dipolarisasi dalam dua kelompok berbeda, diharapkan itu hanya sebatas keragaman biasa saja. Supaya tidak jadi membuka hal-hal yang bersifat destruktif.

Menurutnya, Aksi Damai 411 dan Parade Bhineka Tunggal Ika semuanya dalam rangka mengekspresikan pendapatnya dalam batas-batas kewajaran. "Saya kira tidak dalam kontek berhadap-hadapan," kata Baidowi kepada Republika.co.id, Sabtu (19/11).

Ia menerangkan, kelompok Aksi Damai 411 hanya untuk menuntut proses hukum terhadap seseorang yang diduga menistakan agama. Supaya proses hukumnya dilakukan secara akuntabel, transparan, independen dan tidak memihak. Jadi, aksi tersebut tidak ada muatan politik di dalamnya.

Sementara, Parade Bhineka Tunggal Ika yang dilakasanakan pada Sabtu (19/11) juga menyuarakan kebhinekaan. Menyuarakannya sudah menjadi sebuah tuntutan. "Jadi tidak perlu dua kelompok ini dihadap-hadapkan, memang tidak berhadap-hadapan karena mengusung tema dan isu yang berbeda," ujarnya.

Ia menegaskan, seandainya ada yang menganggapnya dua kelompok tersebut merupakan kelompok yang berbeda, dia berharap semua mengedepankan keutuhan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Masyarakat diimbau harus rukun, sebab semua permasalahan bisa didiskusikan.

Dijelaskan Baidowi, Bangsa Indonesia telah dibangun oleh pahlawan dengan jerih payah dan pengorbanan yang cukup besar untuk menyatukan kekuatan bangsa. Mereka yang berjuang termasuk di dalamnya ada kelompok agama seperti Islam dan yang lainnya. Selain itu, ada juga kelompok nasionalis.

"Kita semua ini merupakan anak bangsa yang punya tanggungjawab untuk menjaga keutuhan bangsa ini," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement