Jumat 18 Nov 2016 08:52 WIB

Aksi 4/11 Bermartabat, Polri ke Depankan Upaya Persuasif

Manager Nasution
Foto: Republika/Fian Firatmadja
Manager Nasution

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi damai 4 November 2016 yang diikuti sejuta lebih massa tercatat sebagai aksi umat muslim terbesar sepanjang sejarah yang relatif damai meski pun menjelang malam terjadi kericuhan. Aksi ratusan ribu umat Islam berakhir kondusif.

Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Maneger Nasution yang mengamati langsung jalannya Aksi Bela Islam Jilid II menyebut hal itu sebagai aksi massa yang bermartabat. Diia melihat tidak ada kekerasan, diskriminasi, nyaris tidak meninggalkan sampah, dan tidak ada fasilitas publik atau taman yang rusak. "Inilah demo termartabat dan terbesar pascareformasi," katanya, belum lama ini.

Kinerja Polri dalam menangani aksi demo 4 November tersebut menuai apresiasi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia memuji langkah Polri dan TNI yang sanggup mengamankan aksi tersebut hingga berjalan kondusif. “Saya mengapresiasi kerja keras aparat keamanan yang melakukan pendekatan persuasif dalam menjaga situasi sehingga tetap kondusif,” kata Jokowi..

Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) turut memberikan apresiasi positif pada Polri yang sudah bekerja sangat baik. “Polri sudah mandiri, profesional dan modern dengan mengedepankan upaya-upaya persuasif, preemptif, preventif. Langkah represif sebagai upaya terakhir,” ujar Kompolnas.

Bahkan langkah Polri, utamanya Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan yang terjun langsung ke tengah-tengah aksi dinilai sangat efektif. Iriawan mampu meredam massa dan berdialog dengan ulama serta perwakilan tokoh agama.

“Keputusan Kapolda Metro Jaya M Iriawan cerdas, menemui utusan pendemo seperti Bachtiar Natsir dan Eky Pitung. Saya lihat, Kapolda juga menjadi mediator yang mempertemukan perwakilan tokoh agama atau ulama dengan pihak istana," ujar Imam Besar Masjid Garut, Ustaz Husein Mubarok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement