Kamis 17 Nov 2016 19:12 WIB

Ahok Kembali Keluhkan Penjagaan yang Ketat

Rep: Dian Fath Risalah / Red: Angga Indrawan
Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok seusai memberikan keterangan terkait penetapan Ahok sebagai tersangka di Rumah Lembang, Jakarta, Rabu (16/11).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok seusai memberikan keterangan terkait penetapan Ahok sebagai tersangka di Rumah Lembang, Jakarta, Rabu (16/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) kembali melakukan kampanye blusukan di Jalan Arabika Atas, Pondok Kopi, Jakarta Timur, Kamis (17/11) sore. Sama seperti kampanye blusukan di Balimester, Jatinegara, Jakarta Timur pada Selasa (15/11) lalu, Ahok mengeluhkan penjagaan yang terlalu ketat. 

"Tolong ya saya jangan ditutupi, boleh dikawal tapi jangan ditutup, saya kan mau ketemu warga," ujar Ahok kepada satgas yang menjaganya. 

"Siap Pak, siap," ujar salah satu anggota PDIP cabang Jakarta Timur.

Pantauan Republika.co.id, Ahok dikawal ketat oleh puluhan kepolisian, Angkatan Muda Ka'bah (AMK) PPP, Angkatan Muda Partai Golkar dan para relawan. Puluhan Satgas dan Polisi membentuk barisan menjaga pergerakan Ahok, bahkan relawan justru membatasi ruang gerak para warga.

Mantan bupati Belitung Timur itu mengaku memang tidak terlalu suka saat melakukan kampanye diikuti orang partai dengan jumlah yang banyak. "Jadi, kadang-kadang ini pengalaman persis tahun 2012 waktu saya dengan Pak Jokowi. Kalau partai yang tentukan titik pasti mereka juga mau temuin kita. Saya sama Pak Jokowi gak biasa dengan gaya itu. Makanya waktu 2012, kami sering ke titik-titik yang tidak diketahui orang partai," kata dia menjelaskan.

"Seperti tadi saya belok saja ke gang yang tidak diarahin orang partai,  saya kan mau ketemu warga bukan orang partai. Kan saya mau tanya kondisi kampungnya gimana, nah itu makanya tadi saya minta pisahin jalan. Kalau gak saya jalannya setengah mati tadi," ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement