Kamis 17 Nov 2016 17:17 WIB

Polisi tak Kuasa Hentikan Warga yang Tolak Ahok-Djarot

Rep: Muhyiddin/ Red: Andi Nur Aminah
Spanduk penolakan kunjungan Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang dibuat warga Poltangan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (15/11).
Foto: Republika/Mg01
Spanduk penolakan kunjungan Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang dibuat warga Poltangan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (15/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono menyatakan, pihaknya tidak mempunyai kuasa untuk menghentikan warga yang menolak pasangan calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnam (Ahok) dan Djarot Saeful Hidayat untuk melakukan kampanye. Menurut Awi, polisi hanya fokus terhadap pengamanan pasangan calon yang diusung PDIP tersebut.

"Ya, kan kita sudah amankan, ini kan fakta bahwasanya ada penolakan-penolakan, makanya wajar kalau kita perkuat pengamanannya. Tapi kembali lagi kita (Polda) tidak bisa menyuruh melakukan atau tidak melakukan (penolakan). Kita mengamankan," ujar Awi kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (17/11).

Awi mengaku tidak dapat berbuat apa-apa terhadap penolakan yang kerap dilakukan warga di kampung-kampung di Ibu Kota.  Namun, kata dia, jika dalam aksi penolakan tersebut terjadi perbuatan pidana, maka pihaknya mempersilakan masyarakat untuk melaporkan ke Polda Metro Jaya. "Ya enggak apa-apa (lapor polisi), silakan. Tentunya kalau ada pidana di sana ya laporkan," ucap Awi.

Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya M Iriawan menyatakan bahwa jika ada yang menghalangi pasangan calon gubernur yang akan melakukan kampanye, maka pihaknya akan membubarkannya. Hal itu akan dilakukan demi lancarnya pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang.

Namun, menurut Awi, terkait kelancaran kampanye masing-masing pasangan calon yang akan maju bukanlah tanggung jawab Polda Metro Jaya. "Kalau enggak lancar bukan urusannya anu. Yang penting kita amankan," kata Awi.

Seperti diketahui, pasangan calon Ahok-Djarot memang kerap ditolak oleh warga saat ingin menyampaikan visi-misinya. Terakhir, Djarot ditolak warga di daerah Cipinang, Jakarta Timur. Menangggapi hal itu, lagi-lagi Awi menyatakan bahwa pihaknya tidak dapat berbuat apa-apa.

"Itulah yang terjadi, jadi permasalahan itu bukan berarti kita harus menghalang-halangi (warga untuk menolak). Yang penting kita ini jangan sampai si paslon terjadi permasalahan yang kita tidak inginkan," jelas Awi.

Tetapi, terhadap kampanyenya sendiri, dia mengatakan, kampanyenya saat ini adalah blusukan, bukan kampanye yang rapat terbuka yang di-setting ada panggung dan orang-orang didudukkan. "Ini kan tidak, ini blusukan-blusukan begitu. Ya paling-paling yang kita bisa lakukan hanya pagar betis," tambah Awi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement