Kamis 17 Nov 2016 14:42 WIB

Kemensos Ingin Ubah Budaya Berutang Jadi Menabung

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Angga Indrawan
Khofifah Indar Parawansa
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Khofifah Indar Parawansa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Sosial ingin mengubah budaya berutang menjadi menabung melalui bantuaan sosial nontunai Program Keluarga Harapan (PKH). Ia menyebut, program PKH ini merupakah berluasan bansos secara nontunai. Masyarakat dapat mengambil dana bantuan melalui mesin atm, tidak lagi Kantor Pos.

"Kita ingin ubah dari budaya berutang jadi budaya menabung," kata Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa di kantor Kemsos, Jakarta, Kamis (17/11).

Khofifah menjelaskan, bansos nontunai.akan terintegrasi dengan bantuan lainnya, seperti subsidi pupuk, PLN, LPG, Rastra, LPG 3 kg. Selanjutnya, komplementarisasi PKH nontunai juga menyasar Program Indonesia Pintar (PIP). "Didalam PKH nontunai ini sudah ada dompet masing-masing. Bagi penerima raskin (beras miskin) yang sebelumnya tidak mendapatkan PKH, bisa menggunakan PKH nontunai ini," tutur dia.

Sementara itu, salah satu warga Tanah Tinggi, Tanggerang yang menjadi penerima PKH nontunai, Neti mengatakan sudah tiga tahun menjadi penerima bantuan dari pemerintah. Ibu empat anak ini mengaku, bantuan PKH sangat berguna untuk meringakan kehidupan sehari-hari.

"Selama ini untuk biaya sekolah, beli beras, sepatu, seragam, buku. Harapannya anak bisa selesai sekolah, sehat karena makanan bergizi," ujar dia.

Netu menuturkan, selama ini, bantuan PKH selalu habis. Ia tidak pernah punya kesempatan untuk menabungkan bantuan tersebut. Ia berjanji akan menyisihan sebagian bantuan untuk tabungan keluarga. "Kan sekarang kartunya juga untuk tabungan," jelasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement