REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Empat partai pengusung pasangan calon pejawat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat berkumpul di Posko Pemenangan Badja yang berlokasi di Jalan Borobudur No. 18 Menteng Jakarta Pusat. Mereka melakukan rapat bersama terkait penetapan Ahok sebagai tersangka dalan kasus penistaan agama.
Koordinator Tim Pemenangan Ahok-Djarot, Aria Bima mengatakan tim tetap melaksanakan proses kampanye pilkada 2017 sesuai dengan aturan yang ada. Aria mengatakan pihak tim pemenangan Ahok-Djarot memohon kepada seluruh jajaran aparat, KPU, serta Bawaslu untuk mengawal jalannya proses pilkada sampai selesai.
Menurut Aria, Ahok akan tetap mengikuti proses kampanye pilkada hingga selesai. Djarot juga akan tetap blusukan dan akan menyampaikan program langsung pada rakyat dalam rangka menampung aspirasi dan pengaduan masyarakat.
"Pak Basuki juga akan tetap melaksanakan blusukan untuk menyapa warga DKI sebagai suatu proses sosialisasi tentang program-program yang sudah dilaksanakan dan yang akan dilaksanakan," kata Aria di Posko Pemenangan Badja, Rabu (16/11).
Sementara itu, anggota tim pemenangan Ahok-Djarot bidang data dan informasi Eva Kusuma Sundari ingin menegaskan posisi proses hukum pada saat ini. Tim pemenangan Ahok-Djarot mengajak semua paslon-paslon lain beserta para pendukungnya untuk menghormati dan bersama-sama membangun kultur untuk menghormati hukum dengan tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran hukum.
"Dan mohon paslon lain juga mengendalikan para pendukungnya untuk tidak memberikan gangguan-gangguan kita wajib bersama-sama untuk memastikan proses yang ada di pilkada DKI ini berlangsung dengan damai, berkualitas, dan penuh dengan gagasan-gagasan rasional yang mencerdaskan," kata Eva.
Sisi lain, Ketua Dewan Pertimbangan Golkar DKI Jakarta Donny Tjahja Rimbawan mengatakan Golkar telah mengkonsolidasikan untuk mempersiapkan saksi di 13 ribu titik.
"Jadi kita ingin mengawasi pilkada Basuki-Djarot di 13 ribu titik. Jadi kita tetap dengan sangat serius walaupun kasus Pak Ahok sekarang sedang berjalan, Golkar DKI tetap semangat," ujar Rimbawan.
Selain itu, Rimbawan menyangka penolakan-penolakan yang dialami Ahok-Djarot merupakan penolakan yang terkait persoalan penistaan agama. "Tetapi lama-lama kita melihat sebuah pola bahwa penolakan-penolakan itu sebetulnya dilakukan secara sistematis. Jadi orangnya ya itu-itu saja dan orang-orang itu bukan orang-orang setempat yang Pak Djarot, Pak Ahok datang. Jadi orang-orang itu mungkin yang didatangkan secara sistematis ini dan semakin hari eskalasinya semakin kasar. Jadi mudah-mudahan ini bisa diakhiri karena dugaan penistaan agama juga sudah ditangani oleh Polri," katanya menjelaskan.