REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan belum ada laporan kerusakan akibat gempa di laut Tenggara Cilacap dengan kekuatan 4,7 Skala Richter yang getarannya dirasakan di Bantul, Sleman, Yogyakarta dan Kulon Progo.
"Sampai sekarang belum ada laporan kerusakan," kata Koordinator Operasi Pemantauan Potensi Bencana Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD DIY Krisnadi Setiyawan di Yogyakarta, Selasa (16/11) malam.
Menurut dia, meski getaran gempa yang dirasakan di sejumlah wilayah di DIY tidak terlalu besar, tim TRC tetap melakukan pemantauan untuk memastikan tidak ada dampak kerusakan di daerah itu. "Pantauan sementara melalui alat komunikasi saja," kata dia.
Sebelumnya, Badan Meteorogi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan bahwa gempa bumi berkekuatan 4,7 Skala Richter terjadi pada Selasa pukul 19.41 WIB pada koordinat 8,36 lintang selatan (LS) dan 109,22 bujur timur (BT), tepatnya di laut pada jarak 74 km Tenggara Cilacap pada kedalaman 55 km.
Dampak gempa bumi menimbulkan guncangan pada I Skala Intensitas Gempa Bumi (SIG) BMKG atau II MMI di Kebumen, Bantul, Yogyakarta, Sleman, Kulon Progo, Pacitan, Madiun dan Ponorogo.
Menurut laporan yang diterima Stasiun Geofisika Yogyakarta bahwa di sejumlah daerah tersebut guncangan gempa bumi dirasakan oleh beberapa orang dan hingga saat ini belum ada laporan lebih lanjut mengenai dampak gempa bumi.
Jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempa bumi dengan pusat di laut bagian Tenggara Cilacap Jawa Tengah ini merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi antara lempeng Indo Australia terhadap lempeng Eurasia.
"Secara seismik, zona Selatan Jawa memang zona yang sangat aktif dan sering terjadi aktivitas gempa bumi dangkal," tulis situs BMKG Yogyakarta.