Selasa 15 Nov 2016 22:10 WIB

Bencana di Indramayu Meningkat Tahun Ini

Rep: Lilis Handayani/ Red: Angga Indrawan
Sejumlah nelayan menarik jaring pukat darat di pantai Singaraja, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (17/2)
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Sejumlah nelayan menarik jaring pukat darat di pantai Singaraja, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (17/2)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Jumlah kejadian bencana di Kabupaten Indramayu pada tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu. Namun dari segi kualitas, bencana tahun ini diklaim mengalami penurunan.

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu, sejak awal Januari hingga saat ini, bencana yang terjadi di Kabupaten Indramayu mencapai 23 kejadian. Sedangkan sepanjang 2015 lalu, jumlah kejadian bencana hanya ada 13 kejadian.

"Sekarang (kejadian bencana) kuantitasnya naik dibanding tahun lalu karena laporan musibah kecil seperti orang hilang di laut maupun kebakaran, tahun ini dimasukkan ke dalam data," ujar Kasi Logistik BPBD Kabupaten Indramayu, Saptaji Aminudin, Selasa (15/11).

Saptaji menyebutkan, meski dari segi kuantitas naik, namun secara kualitas kejadian bencana tahun ini menurun. Bencana cukup besar terakhir terjadi pada Februari 2016 lalu, yakni banjir di Waledan Kecamatan Cantigi, Kandanghaur dan Bongas. Selain itu, bencana angin puting beliung pada September 2016 yang menerjang belasan rumah di Kecamatan Kroya.

Ketika ditanyakan mengenai daerah yang berpotensi rawan mengalami banjir pada musim hujan 2016/2017 di Kabupaten Indramayu, Saptaji menyebutkan, ada 17 kecamatan yang terpetakan rawan banjir. Adapun kecamatan itu terbentang mulai dari Kecamatan Sukra hingga Juntinyuat.

Sementara itu, dari Kabupaten Cirebon dilaporkan, daerah yang rawan banjir di wilayah tersebut berada di Kecamatan Waled, Ciledug, Pabedilan, Gebang, Pangenan dan Astanajapura. Selain banjir, adapula daerah yang rawan longsor. Yakni Kecamatan Sedong, Beber, Susukan Lebak, Greged dan Sumber.

Kasi Pengawasan dan Penanggulangan Bencana, Dinas Sosial Kabupaten Cirebon, Nana menyebutkan, banjir terakhir melanda Kecamatan Waled dan Gebang, kabupaten Cireon, akhir pekan kemarin. Ketinggian air bahkan ada yang mencapai dua meter.

Banjir di Kecamatan Waled merendam sebanyak 3 ribu rumah warga dan sebanyak 215 kepala keluarga (KK) terpaksa harus mengungsi. Sedangkan banjir di Kecamatan Gebang merendam sebanyak 543 rumah namun tidak ada warga  yang mengungsi.

"Banjir terjadi karena sungai yang dangkal sehingga tidak mampu menampung volume air dalam jumlah yang banyak saat hujan turun dengan deras hingga akhirnya meluap," terang Nana. Nana pun mendesak agar pihak BBWS Cimanuk Cisanggarung untuk segera melakukan normalisasi sejumlah sungai yang ada di wilayah Kabupaten Cirebon. Apalagi, saat ini sudah hampir tiba puncak musim hujan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement