Rabu 16 Nov 2016 05:00 WIB

Trump dan Timur Tengah

Red: M Akbar
Buku Donald Trump dalam bahasa Rusia
Foto:

Trump dalam sebuah laporan media juga menyesalkan  soal kematian Saddam Hussein (Presiden Irak) dan Muammar Khadafi (Pemimpin Libya). Saddam dan Khadafi dianggap sebagai tokoh penyeimbang dunia (balance of power) yang dihabisi Barack Obama atas tuduhan kepemilikan senjata pemusnah massal Irak dan keduanya dictator serta melanggar HAM (Hak Azasi Manusia).

Diketahui, Amerika Serikat pada masa Bush melakukan invasi ke Irak Tahun 2003 yang berujung pada berakhirnya kekuasaan Saddam serta menggiringnya ke kematian Tahun 2006. Obama membiarkan tentara Amerika Serikat di Irak dan melakukan tindakan kriminal terhadap masyarakat Sunni. Dari sinilah awal munculnya ISIS (Islamic State Iraq and Syria).

Kelompok fanatik Saddam yang sakit hati karena termarjinal dengan bergantinya rezim Syiah di Irak di bawah Nouri al-Maliki, membentuk barisan dan menciptakan mimpi untuk mendirikan negara sendiri yang terbentang antara Irak hingga Suriah.

Kelompok inilah yang kini melakukan teror di beberapa belahan dunia termasuk di Suriah dan Indonesia yang dikenal dengan IS (Islamic State). Hal ini juga diakui oleh David William Donald Cameron, Mantan Perdana Menteri Inggris. Menurutnya, Amerika dimasa pemerintahan Obama ikut andil dalam terbentuknya ISIS.

Trump serius ingin menghentikan apa yang menjadi langkah Obama terhadap Timur Tengah. Memang benar, pada awal 100 hari program kerja pemerintahannya, Trump fokus pada masalah teroris dan imigran. Ada sekitar 2 juta imigran akan dikeluarkan dari Amerika Serikat. Namun imigran yang memiliki riwayat tindakan kriminal. Tidak semua imigran muslim ‘asal’ dikeluarkan dari Amerika Serikat.

Mengutip dari situs Telegraph, Trump akan memisahkan pribumi dengan pendatang dan menghalau pendatang baru yang masuk ke Amerika Serikat terutama yang berasal dai Suriah. Ini dimaksudkan untuk menghapus rekam jejak kebijakan Obama di Gedung Putih dan untuk menjaga stabilitas dalam negeri Suriah.

Meski sudah diperingatkan oleh pihak pengamat politik di Amerika bahwa kebijakannya akan memicu merosotnya perekonomian Amerika, Trump akan tetap melendingkan program pembersihan imigran dari Timur Tengah ini dengan serius. Berkaitan dengan terorisme, Trump juga  akan lebih bersikap tegas menyelesaikannya terutama ISIS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement