REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Warung Gudeg Yu Djum yang terletak di Karangasem, Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman ditutup selama tujuh hari. Hal ini dilakukan lantaran sang pemilik warung, Yu Djum meninggal Senin (14/11) malam.
Cucu menantu Yu Djum, Oki Sasongko menuturkan, penutupan warung makan telah diumumkan pada para pelanggan. Sehingga penikmat gudeg Yu Djum juga tidak dikecewakan.
"Kami sudah beri tahu pelanggan kalau warung ditutup untuk sementara," katanya saat ditemui di rumah duka, Selasa (15/11).
Menurutnya, sebelum sang nenek meninggal, warung tersebut juga sudah diliburkan. Lantaran pihak manajemen tengah mengadakan program liburan bersama bagi seluruh karyawan. Kegiatan piknik bagi semua pegawai ini sebenarnya merupakan kegiatan rutin yang selalu diadakan setiap tahun.
Namun tanpa disangka, Yu Djum malah meninggal, sehingga penutupan warung pusat harus diperpanjang. Pihak keluarga yang juga merupakan pengelola Warung Gudeg Yu Djum memutuskan hal tersebut untuk menghormati dan mengenang kepergian perempuan yang dikenal sebagai ikon kuliner Yogyakarta itu.
Oki menceritakan Yu Djum berasal dari keluarga pedagang gudeg di Sleman. Di usia muda ia sudah berkeliling Kota Yogyakarta untuk menjajakan gudeg menggunakan gendongan. Berkat kerja kerasnya, Yu Djum pun memiliki banyak pelanggan dan mampu mengembangkan usaha dengan mendirikan warung pertama di Wijilan, Kota Yogyakarta. Namun begitu dapur utama warung tersebut tetap berada di rumahnya, yakni di daerah Karangasem yang saat ini menjadi Warung Gudeg Yu Djum Pusat.
"Sekarang semua warung simbah dikelola oleh anak dan cucunya. Untuk di warung pusat ini ada sekitar 70 karyawan," kata Oki.
Total Warung Gudeg Yu Djum yang tersebar di Yogyakarta sendiri berjumlah 10 unit.