REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fenomena bulan yang terlihat penuh dari bumi atau disebut supermoon hadir kembali pada Senin (14/11) malam. Langit di seluruh dunia begtu terang dengan pemandangan mengagumkan yang terakhir terlihat pada 1948 lalu.
Bulan mengorbit ke bumi dalam elips, bukan lingkaran seperti biasanya. Dengan demikian, bulan menjadi lebih dekat ke bumi, tidak seperti pada waktu lainnya.
Di Asia, langit-langit terlihat sangat terang pada malam hari, sekitar pukul 23.21 waktu masing-masing negara. Sementara di Amerika Utara dan Inggris, waktu terbaik melihat fenomena langka ini adalah pada Senin dini hari atau menjelang fajar.
Bulan super muncul 14 persen lebih besar dan mencapai 30 persen lebih terang dibandingkan titik terjauh untuk sampai ke dalam orbit. Fenomena ini tak akan muncul, hingga diperkirakan terjadi kembali pada 25 November 2034 mendatang, dengan jarak yang lebih dekat dari bumi.
Semua orang di banyak negara terlihat mengabadikan gambar fenomena langka ini. Beberapa penampakan bulan super yang sangat indah diantaranya terlihat di Nepal dari dekat stuupa Bouhanath.
Kemudian di Beijing, gambar pesawat yang melintas bulan besar terlihat begitu mengagumkan seperti gambar khayalan. Kemudian di Kazahstan, supermoon terlihat jelas dengan cahaya bersinar putih dekat pangkalan udara Baikonur.
Bagi mereka yang memotret, disarankan untuk mengabil foto bulan dengan titik referensi tenggara dalam bingkai. Sementara, yang memakai kamera SLR digital, untuk mengatur mode siang hari guna menangkap cahaya terang bulan.