Ahad 13 Nov 2016 11:45 WIB

Imigran di AS Bersiap Hadapi Deportasi Setelah Trump Menang

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Nur Aini
Donald Trump
Foto: AP
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WISCONSIN -- Kelompok latin kanan, Voces de la Frontera telah menyiapkan forum untuk memberikan dukungan emosional bagi orang-orang latin dan kelompok minoritas lainnya. Dukungan emosional ini perlu diberikan akibat meningkatnya aksi rasisme di AS setelah terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika.

Pengurus Voces de la Frontera, Cat Brooks mengatakan, saat ini pihaknya sedang berupaya mengumpulkan dana bagi program-program sosial yang mungkin akan dipangkas di era kepemimpinan Trump. Mereka akan mencari dana bagi tes dan konseling penderita diabetes.

Pengurus organisasi hak-hak imigran Union del Barrio, Ron Gochez mengatakan, pihaknya sudah mempersiapkan berbagai macam hal jika deportasi besar-besaran dilakukan di Amerika. Organisasinya memberikan pelatihan bagaimana membuat rekaman dengan kamera handphone jika tiba-tiba petugas imigrasi muncul di depan rumah mereka.

Mereka, ujar Gochez, juga bisa menelpon para tetangga mereka jika tiba-tiba dijemput petugas imigrasi untuk dideportasi. "Kami sebenarnya tak melawan Trump, kami hanya berjaga-jaga jika dia memang mau melakukan deportasi terhadap para imigran," ujarnya seperti dilansir New York Times, Sabtu, (12/11).

Aktivis hak-hak sipil, Pendeta Al Sharpton mengatakan, para pemimpin organisasi hak-hak sipil warga kulit hitam AS seperti National Action Network dan NAACP telah melakukan konferensi melalui telepon untuk membuat strategi legislatif. Mereka akan melakukan lobi-lobi terhadap Konggres Amerika mengenai reformasi peradilan pidana dan perluasan hak-hak pengambilan suara.

Lobi ke konggres, terang Sharpton, akan membicarakan dampak negatif undang-undang identifikasi pemilih. Selain itu juga lobi dilakukan untuk mengurangi jangka waktu pemilihan presiden lebih awal. "Kami tak akan pergi dan mengatakan kami kalah dalam pemilihan presiden. Namun kami berdiri di sini karena kami kehilangan hak-hak kami untuk membela hak-hak sipil dan kebebasan sipil kami," ujarnya.

Menurut Sharpton, situasi saat ini bukan hanya kalah dalam pemilihan presiden.  "Kami merasa ini jauh lebih besar daripada sekadar kalah dalam pemilihan presiden."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement