REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo berjanji membangun infrastruktur batiniah setelah rampung menyelesaikan infrastruktur fisik yang kini menjadi fokus dalam pemerintahannya.
"Sementara ini kita fokus pada pembangunan fisik, infrastruktur fisik yang baru kita bangun, tapi yang penting itu infrastruktur batiniah, itu juga perlu," kata Presiden Joko Widodo saat menghadiri Silaturahim Nasional (Silatnas) Ulama Rakyat "Doa Untuk Keselamatan Bangsa", yang digelar di Ecovention Ancol Jakarta, Sabtu.
Presiden mengakui pembangunan infrastruktur batiniah diperlukan sebagai pondasi pembangunan mental bagi sumber daya manusia di Tanah Air. Oleh karena itu, ia mendorong berbagai pihak termasuk mengapresiasi pihak-pihak yang telah melakukan pembangunan karakter bangsa, sementara pemerintah masih harus fokus memperbaiki infrastruktur fisik.
"Ini infrastruktur batin yang harus diisi, pemerintah masih fokus di infrastruktur fisik," katanya seperti dikutip Antara.
Presiden menyinggung mengenai pentingnya pembangunan fisik berupa infrastruktur yang menjadi program percepatan dalam lima tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. "Berkaitan dengan pembangunan, saya ingin menyinggung sedikit karena memang sementara ini memang kita baru fokus kepada pembangunan fisik," ujar Presiden Joko Widodo.
Di bawah kepemimpinan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, Indonesia telah meninggalkan pola pembangunan Jawasentris. Sebaliknya, fokus pembangunan Indonesia kini lebih ditekankan pada pembangunan yang dilakukan secara merata di seluruh Indonesia dengan tujuan mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau dari Sabang hingga Merauke.
"Telah kita bangun jalan tol dari Lampung nanti menuju Aceh, ini sudah jalan dua tahun. Ini perlu dilakukan tidak hanya di Jawa tetapi di luar Jawa. Dari Balikpapan menuju ke Samarinda, dari Manado menuju ke Bitung. Alhamdulillah semuanya berjalan dengan baik, tinggal menunggu selesainya," katanya.
Pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan pemerintah sekarang ini diharapkan mengurangi biaya transportasi. Dengan berkurangnya biaya transportasi yang dikeluarkan, Presiden juga berharap harga-harga komoditas akan semakin terjangkau di kalangan masyarakat.