Sabtu 12 Nov 2016 17:33 WIB

Harapan Warga Baduy di Pilkada 2017

Pemuda-pemuda Baduy Dalam duduk-duduk di teras sebuah rumah di Ciboleger (Foto: Yogi Ardhi)
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Pemuda-pemuda Baduy Dalam duduk-duduk di teras sebuah rumah di Ciboleger (Foto: Yogi Ardhi)

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK --  Tokoh Baduy Dalam Jaro Tanggungan 12 Ayah Mursid (50) mengharapkan negara aman dan damai juga tidak terjadi tindakan kekerasan yang bisa merugikan masyarakat."Kami sangat mencintai persatuan dan kesatuan karena memberikan kesejahteraan bagi seluruh rakyat," kata Ayah Mursid saat ditemui di kawasan tanah hak ulayat Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Sabtu (12/11).

Selama ini, kondisi keamanaan di kawasan hak tanah ulayat adat masyarakat Baduy cukup aman dan damai.Mereka para wisatawan yang mengunjungi destinasi wisata budaya masyarakat Baduy di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, dengan aman.

Pengunjung datang malam hari pun tidak ada gangguan keamanan baik dalam perjalanan maupun di kawasan hutan Baduy.Bahkan, saat ini hutan adat di Gunung Kendeng yang merupakan kawasan tanah hak ulayat Baduy tidak ditemukan kejahatan penebangan pohon."Kami memberikan apresiasi kepada aparat keamanan yang bisa memberikan jaminan keamanan dan kedamaian kepada masyarakat," katanya.

Menurut dia, persatuan dan kesatuan perlu dilestarikan agar kehidupan manusia memiliki peradaban yang baik dan bisa melindungi terhadap lingkungan juga habit lainnya.Sebab, keamanan dan kedamaian cukup mahal.Karena itu, pihaknya meminta masyarakat Indonesia dapat menciptakan kedamaian dan saling mencintainya.Apalagi, tahun 2017 akan dilaksanakan secara serentak penyelenggaraan pemilihan kepala daerah.

"Kami berharap pada pilkada mendatang tidak ada tindakan anarkisme maupun kekerasan yang bisa merugikan masyarakat," katanya menjelaskan.Ayah mengatakan, masyarakat Baduy yang berpenduduk 11.053 jiwa itu menginginkan kehidupan yang damai, aman, tentram.

Sebab selama ini kawasan masyarakat Baduy belum pernah terjadi kekerasan maupun tindakan yang merugikan orang lain.Bahkan, hingga kini belum ada warga Baduy yang terlibat hukum, seperti penganiayaan maupun pencurian.Sebetulnya, kata dia, tindakan kekerasan dilarang oleh semua agama karena merugikan masyarakat juga berdampak terhadap kegiatan ekonomi."Kami optimistis budaya bangsa ini mencintai kedamaian dan keamanan," ujarnya.

Begitu pula, tokoh masyarakat Baduy Dalam Karnaen (50) mengaku saat ini kekerasan di berbagai daerah di Tanah Air masih terjadi, seperti kasus sengketa tanah adat, pascapilkada, perkelahian antarkampung dan buntut unjuk rasa.Dengan begitu, kata dia, kekerasan ini tentu akan merugikan semua pihak, termasuk korban jiwa."Kami warga Baduy sendiri berharap bangsa ini damai dan aman sehingga tidak ada lagi tindakan kekerasan yang bisa merugikan masyarakat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement