Kamis 10 Nov 2016 18:51 WIB

FPI: Pengamanan Terhadap Ahok Berlebihan

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Bilal Ramadhan
Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Foto: Antara
Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Front Pembela Islam (FPI) Kebon Jeruk Muhammad Hariri mengatakan, penolakan keras  kedatangan pejawat Basuki Tjahja Purnama (Ahok) saat melakukan kampanye di Kedoya Utara, Jakarta Barat Kamis (10/11) lantaran Ahok sudah menistakan agama.

"Tangkap Ahok, penjarakan, proses dengan seadil-adilnya, sidang dengan terbuka. Aparatur negara hukum harus netral, enggak boleh tebang pilih. Semua harus transparan. Enggak boleh Ahok ini seperti dirajakan," ujar Hariri, Kamis (10/11).

Ia mengaku mengetahui kedatangan Ahok karena sejak pagi sudah ada keamanan yang berlebihan di wilayah tersebut. "Sebenernya yang memberitahukan ini mereka sendiri. Satu pengamanan berlebihan seperti di belakang ada barakuda. Itu sampai ada water canon kemudian keamanan itu berlapis-lapis. Itu menjadi tanda tanya warga ada apa ini. Pasti Ahok akan datang," jelas Hairi.

Hairi menambahkan, pengamanan yang berlebihan ini juga melanggar UU KPU. Menurut informasi pihak kepolisian mengerahkan 8 satuan setingkat kompi (ssk) pasukan gabungan.

Perlu diketahui, dalam 1 ssk ada sekitar 100 anggota polisi yang terlibat. Selain itu, dikerahkan pula 1 baracuda, 2 water canon dan 10 tabung gas air mata untuk menghadapi potensi ricuh blusukan dari pejawat tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement