REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) belum bisa memastikan kebenaran informasi tewasnya Abu Jandal alias Salim Mubarak Atamimi, seorang WNI yang menjadi panglima militer ISIS, di Irak.
"Harus dikonfirmasi dulu datanya. Kami enggak bisa memastikan yang bersangkutan sudah meninggal sampai ditemukan hal-hal yang signifikan terkait sebab matinya korban, yakni ciri-ciri fisik, pengecekan sidik jari, tes DNA," kata Deputi Kerja Sama Internasional BNPT Irjen Pol Petrus Golose di sela-sela Sidang Umum Interpol, di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Bali, Rabu (9/11).
Ia mengakui informasi kematian Abu Jandal telah tersebar di dunia maya. ""Kita enggak bisa andalkan info di cyber space. Informasi open source (terbuka) sekarang sudah berlebihan," ujarnya.
Untuk menelusuri kebenaran informasi tersebut, pihaknya telah mengirim tim ke Irak. Abu Jandal dan petempur ISIS lainnya Bahrun Naim dan Bahrumsyah diyakini sebagai tiga WNI yang berperan dalam serangan teror bom Thamrin pada Januari 2016.