REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) PPP, Achmad Baidowi menilai pendapat beberapa pihak bawah kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bisa berujung pemakzulan Presiden Joko Widodo, terlalu spekulatif dan terlalu jauh.
"Itu (kasus Ahok berujung pemakzulan Presiden) terlalu spekulatif dan terlalu jauh," katanya di Jakarta, Rabu (9/11).
Baidowi menjelaskan, mengandai-andaikan kasus Ahok berujung pada pemakzulan Presiden tidak perlu dilakukan karena hanya buang-buang energi. Menurutnya, masih banyak persoalan bangsa yang perlu dibicarakan untuk menemukan solusinya. "Masih banyak persoalan bangsa ini yang perlu dibicarakan bersama daripada sekadar bicara tentang pemakzulan," ujarnya.
Selain itu menurut dia, PPP berpendapat Presiden Jokowi berkomentar bahwa ada aktor politik dalam demonstrasi pada Jumat (4/11) berdasarkan laporan dari bawahannya, tentu saja informasi intelijen. Anggota Komisi II DPR itu berharap persoalan tersebut tidak menjadi isu liar yang terus menggelinding menjadi perdebatan yang menghabiskan energi.
"Karena berdasar info awal, maka sekarang tinggal kinerja aparat hukum saja untuk mengungkap siapa aktor politik yang dimaksud dalam pidato Presiden tersebut," ucapnya.
Baidowi mengatakan, sejak awal kasus Ahok ini sudah merembet ke ranah politik dan Kepolisian sudah melakukan penyelidikan tinggal ditunggu saja hasilnya seperti apa.