Selasa 08 Nov 2016 15:06 WIB

Polisi: 5 Kader HMI Ditangkap di Lokasi Terpisah

Rep: Muhyiddin/ Red: Bilal Ramadhan
Himpunan Mahasiswa Islam
Foto: Antara
Himpunan Mahasiswa Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Metro Jaya telah menangkap lima kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang diduga terlibat kerusuhan pada aksi damai 4 November lalu. Kelima orang ini ditangkap di tempat berbeda di Jakarta pada Senin (7/11) tengah malam.

Kelima kader HMI yang tangkap tersebut yaitu II atau Ismail Ibrahim (20 tahun), AH atau Ami Jaya Halim (31 tahun), RR atau Ramadhan Reubun, MRB atau Muhammad Rijal Berkat (26 tahun), dan RM atau Rahmat Muni (33 tahun).

(Baca: Pengurus HMI Ditangkap, Indra Piliang Minta Kader Siap-Siap)

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono menjelaskan penangkapan terhdap kelima pelaku yang diduga melawan aparat polisi saat 'Aksi Bela Islam II' tersebut. Menurut Awi, kader HMI pertama yang ditangkap Polda yaitu Ismail Ibrahim (20).

Mahasiswa Jurusan Sosiologi Universitas Nasional tersebut ditangkap di rumahnya Jalan At-Tahiriyah Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. "Dia ditangkap di sebuah rumah anggota DPD RI di Pejaten Barat," ujar Awi kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Selasa (4/11).

Selanjutnya, lanjut Awi, Sekretaris Jenderal HMI, Ami Jaya Halim asal Makassar, Sulawesi Selatan ditangkap di Sekretariat PB HMI di Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan. (Baca: Sekjen HMI Ditangkap Tengah Malam, Ini Kata IPW)

Sementara, kader HMI Cabang Jakarta Utara yang bernama Ramadhan Reubun asal Maluku Tenggara ditangkap di salah satu tempat biliar. "Kita tangkap di tempat biliar di Jakarta Pusat," kata Awi.

Selanjutnya yaitu Muhammad Rijal Berkat, kader HMI yang tinggal di kawasan Pademangan Barat, Jakarta Utara. Pada tengah malam itu Rijal ditangkap di daerah Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat. "Kelima, RM atau Rahmat Muni alias Mato. Asal dari Pulau Guru dan Ditangkap di Jalan Anyer No 8 Jakarta Pusat," jelas Awi.

Seperti diberitakan sebelumnya, kelimanya sudah ditetapkan sebagai tersangka. Berdasarkan hasil invistegasi, kelima kader HMI itu terlibat dalam upaya perlawanan terhadap petugas saat unjuk rasa kasus dugaan penistaan agama itu. "Kelimanya statusnya sebagai tersangka. Sudah dilakukan penyelidikan," ujar Awi.

Kelimanya dianggap telah melanggar pasal 214 juncto 212 terkait melakukan kekerasa atau ancaman kekerasan terhadap pejabat yang sedang melakukan tugas. Mereka terancam hukuman kurungan penjara selama 7 tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement