Senin 07 Nov 2016 20:34 WIB

Rabu, Grand Launching IBF 2017

Rep: Syahruddin El-Fikri/ Red: Agus Yulianto
  Pengunjung melihat buku saat Indonesia International Book Fair (IIBF) 2016. (Ilustrasi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pengunjung melihat buku saat Indonesia International Book Fair (IIBF) 2016. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islamic Book Fair (IBF) 2017 akan resmi di-launching pada Rabu (9/11) di Taman Ismail Marzuki. Penyelenggaraan IBF 2017 akan diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC) pada 3-7 Mei 2017.

Sekretaris Panitia IBF 2017 Mappa Tutu mengatakan, grand launching IBF 2017 dimaksudkan untuk menjelaskan kepada publik, terutama calon peserta dan pengunjung IBF bahwa Pameran Buku Islam tetap digelar sebagaimana biasa seperti tahun-tahun sebelumnya. “Tahun 2017 ini merupakan penyelenggaraan IBF yang ke-16,” ujar Mappa, di Jakarta, Senin (7/11).

Mappa mengatakan, dengan launching ini pula diharapkan peserta IBF khususnya, bisa mempersiapkan diri sejak awal, sehingga pada saat pelaksanaan nanti berjalan optimal. “Tahun 2016 lalu, jumlah peserta mencapai 448 unit. Tahun 2017 diperkirakan sekitar 488 peserta,”  ujarnya.

Dari 448 peserta itu, terdiri atas peserta dari penerbit buku dan peserta non-buku, seperti makanan, minuman, pakaian muslim, elektronik, perlengkapan ibadah, media massa, dan lain sebagainya. “Ada juga peserta dari perbankan atau asuransi,” papar Mappa yang juga sekretaris Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI Jakarta.

Dalam grand launching itu nantinya, kata dia, para peserta akan mengambil atau memiliki stan yang diinginkannya. Sehingga, lanjut Mappa, dari jauh hari para peserta sudah mengetahui lokasi stan mereka di JCC nanti.

 

Tiket

Untuk IBF 2017, panitia memberlakukan tiket masuk bagi setiap pengunjung. “Besarnya Rp 5.000 per orang,” ujarnya. Untuk para siswa/peelajar/santri nantinya akan diberikan diskon, baik untuk pembelian buku maupun tiket masuk.

Menurut Mappa, dalam setiap penyelenggaraan IBF para siswa/pelajar/santri banyak yang hadir dan mengunjungi Islamic Book Fair (IBF). “Mereka bahkan sudah mengagendakan setiap tahun untuk hadir di IBF,” katanya.

Tahun 2017, panitia menjalin kerja sama dengan sejumlah sekolah, seperti Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT), sejumlah pesantren, perguruan tinggi, dan lainnya. “Momentum IBF menjadi kesempatan bagi para belajar untuk mendapatkan buku-buku berkualitas dengan harga yang lebih murah dibandingkan di toko buku,” kata Mappa.

Ketua Bidang Publikasi dan Promosi IBF, Dedi Esmardi mengatakan, untuk menyemarakkan penyelenggaraan Islamic Book Fair, pihaknya menggandeng sejumlah media massa, baik cetak, elektronik, maupun online, serta televisi. “Semakin banyak akan semakin baik, agar tujuan dari penyelenggaraan IBF dan tema besar yang diusung panitia, yakni Membangun Peradaban Melalui Literasi Islam,” ujar Dedi.

Harian Republika sebagai media komunitas Muslim terbesar di Indonesia akan menjadi media partner penyelenggaraan Islamic Book Fair 2017. Dalam kunjungan ke kantor redaksi Republika pada Jumat (4/11) lalu, Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi menyatakan, pihaknya sangat mendukung penyelenggaraan IBF. “Dari 16 tahun penyelenggaraan IBF, berarti setidaknya sudah 16 kali pula Republika menjadi media partner. Kami akan support dan mendukung acara tersebut,” ujar Irfan.

Dalam setiap acara IBF, Harian Republika dan grupnya seperti Republika Online, serta Republika Penerbit, turut hadir dalam menyukseskan IBF. “Republika Penerbit, insya Allah akan turut ikut dan siap menjadi peserta pameran IBF,” tambah Direktur Republika Penerbit Arys Hilman Nugraha.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement