Ahad 06 Nov 2016 08:36 WIB

Bandung Bangun Danau Resapan di Daerah Potensi Banjir

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ani Nursalikah
  Polisi mendorong pengguna kendaraan bermotor berusaha melintasi banjir di kawasan Jalan Raya Rancaekek di depan Pabrik PT Kahatek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (1/11).(Republika/Mahmud Muhyidin)
Polisi mendorong pengguna kendaraan bermotor berusaha melintasi banjir di kawasan Jalan Raya Rancaekek di depan Pabrik PT Kahatek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (1/11).(Republika/Mahmud Muhyidin)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan membangun lima danau resapan di wilayah yang berpotensi mengalami banjir. Lima wilayah tersebut antara lain Kawasan Bima, Gedebage (Pasar Induk), Sirnaraga, Babakan Jeruk, dan Danau Raksasa Gedebage (Bandung Teknopolis).

"Pembangunan danau resapan baru akan dimulai tahun depan. Untuk Detail Enginering Design (DED) baru selesai tahun ini," ujar Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan seusai melakukan pertemuan di kantor Dewan Pemerhati Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) Jawa Barat, akhir pekan lalu.

Menurut Emil, pembangunan danau retensi dilakukan untuk mencegah bencana banjir yang masih mungkin terjadi di Kota Bandung. Nantinya, pembangunan danau resapan tersebut akan menampung air ketika curah hujan sedang tinggi.

"Intinya mencegat air agar tidak langsung mengalir ke ujung ketika hujan, dan danau resapan tersebut akan kita perbanyak," katanya.

Namun, Emil mengakui proyek pembangunan danau resapan tersebut tidak mudah dan membutuhkan proses waktu. Karena, pembangunan kebutuhannya cukup banyak serta harus ada pembebasan lahan untuk pembangunan.

Emil mengatakan, untuk mengatasi banjir di Kota Bandung, Ia pun akan terus berkoordinasi dengan DPKLTS Jawa Barat. Salah satunya, menerapkan konsep Zero Run Off atau gerakan satu rumah satu sumur serapan akan terus disosialisasikan. Konsepnya, air hujan yang turun disekitar rumah tidak akan masuk ke jalan atau trotoar.

"Jadi, nanti dibangun sumur-sumur resapan di setiap rumah atau bangunan," katanya.

Emil yakin, dengan konsep tersebut akan membuat banyak air hujan diresap ke dalam tanah. Sehingga, air hujan yang masuk ke saluran drainase akan minim dan membuat air yang ke hilir menjadi sedikit. Karena, banjir yang terjadi merupakan multi wilayah dan multi dimensi. Jadi, semua pihak harus berkolaborasi dalam menangani masalah banjir ini.

"Kami juga berharap masyarakat ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah banjir," katanya.

Pakar Lingkungan DPKLTS Jawa Barat, Sobirin berharap dengan adanya konsultasi atau koordinasi antara Pemkot Bandung dan DPKLTS Jabar, dapat mengawal dan membantu dalam menyelesaikan masalah banjir di Kota Bandung. "Yang penting Wali Kota terus berupaya dan kami membantu mengawal masalah banjir tersebut," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement