REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak lebih dari 40 demonstran menjadi korban kericuhan setelah aksi damai 'Bela Islam Jilid II' usai pada Jumat (4/11). Mereka mendapatkan perawatan dari RS Budi Kemuliaan karena terluka akibat peluru karet.
Koordinator Medis GNPF Majelis Ulama Indonesia (MUI) dr. Assegaf menyatakan, ada di antara korban peluru karet yang mendapatkan luka di bagian kepala. Meskipun tidak mengenai struktur yang vital, namun korban masih harus mendapatkan perawatan dan terpantau selama 1x24 jam.
"Ada luka dan pembengkakan, apakah kena struktur lebih dalam, nanti kita cek setelah 1x24 jam," ujar dokter bedah RS Budi Kemuliaan itu pada Republika.co.id, Jumat (4/11).
Selain itu, menurutnya, masih ada lagi korban yang patah kaki karena jatuh akibat meloncat. Namun, ia memastikan tidak ada lagi korban yang terluka berat. "Setelah dihitung, nanti akan kami kabarkan ke media. Tapi tidak sekarang," katanya.
Hingga pukul 22.30 WIB terpantau masih banyak korban yang mendapatkan perawatan karena gas air mata. Menurut Assegaf, masih banyak ambulans yang sedang berkeliling mencari korban.