Jumat 04 Nov 2016 10:12 WIB

Jelang Pilkada, BI Tasik Sosialisasikan Uang Palsu

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Irfan Fitrat
Warga mengikuti sosialisasi mengenai uang palsu yang digelar Bank Indonesia (BI) Cabang Kota Tasikmalaya di aula RW 02, Kelurahan Argasari, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis, (3/11).
Foto: Rizky Suryarandika/Republika
Warga mengikuti sosialisasi mengenai uang palsu yang digelar Bank Indonesia (BI) Cabang Kota Tasikmalaya di aula RW 02, Kelurahan Argasari, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis, (3/11).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Menjelang penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (pilkada), Bank Indonesia (BI) Cabang Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, menyebut ada kerawanan peredaran uang palsu. Untuk itu, BI menggelar sosialiasi sebagai upaya pencegahan peredaran uang palsu.

Sosialisasi mengenai uang palsu ini dilakukan di Kelurahan Argasari, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, Kamis (3/11). Kegiatan ini dihadiri puluhan warga setempat. Asisten Manajer BI Asep Komar Ramdani mengatakan, peredaran uang palsu di Tasikmalaya memang terbilang rendah. Hal itu dibuktikan dengan rendahnya tingkat laporan masyarakat maupun lembaga keuangan di Tasikmalaya mengenai adanya uang palsu. 

Meski demikian, Asep mengatakan, BI tetap melakukan langkah pencegahan. Apalagi, kata dia, potensi peredaran uang palsu bisa meningkat menjelang pelaksanaan pilkada. Praktik money politic pun dinilai rawan disisipi uang palsu. “Kekhawatiran selalu ada, jadi antisipasinya sosialisasi biar masyarakat lebih paham. Ya, makanya ini langkah edukasi untuk mengantisipasi adanya uang palsu jelang pilkada, kan bisa saja ada money politic,” ujar dia.

Dalam sosialisasi itu BI memaparkan kepada warga mengenai cara membedakan uang palsu dengan yang asli. Yaitu, dengan melihat, meraba, dan menerawang. Asep menjelaskan, uang palsu dapat dilihat dari tidak adanya benang khusus pada lembaran uang. Selain itu, uang palsu juga warnanya terlalu cerah dan tidak mempunyai logo BI yang tersembunyi di pojok uang. Sosialisasi ini dilakukan secara interaktif dengan medium video. “Jadi, tak sekadar kami berbicara saja di depan mereka, kita pakai video juga tentang uang palsu dan cara pembuatan uang,” kata dia.

Selain sosialiasi uang palsu, BI juga mengedukasi masyarakat perihal uang lusuh. BI berharap masyarakat memahami langkah yang harus dilakukan ketika menerima uang lusuh. Masyarakat bisa menukarkan uang tersebut ke BI. Asep mengharapkan, BI berupaya agar uang yang beredara di masyarakat kualitasnya bagus. “Kita harap uang yang beredar di masyarakat itu bagus dan fresh,” ujar dia. 

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement