Jumat 04 Nov 2016 00:31 WIB

Suwarno, Massa Aksi 4 November yang Meninggal di Perjalanan

Rep: Muhyiddin/ Red: Ilham
Bus rombongan massa aksi umat Islam dari Solo terguling di Tol Cipali, Kamis (3/11).
Foto: Istimewa
Bus rombongan massa aksi umat Islam dari Solo terguling di Tol Cipali, Kamis (3/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cipto Suwarno (63 tahun), salah satu massa yang akan bergabung dengan massa Aksi Bela Islam Jilid II di Jakarta 4 November, menghembuskan nafas terakhir di perjalanan menuju Jakarta. Bus yang ia dan kawan-kawannya tumpangi terlibat kecelakaan di Tol Cipali KM 115, Kamis (3/11). 

Pria yang akrab dipanggil Warno tersebut meregang nyawa saat berada dalam perjalanan ke rumah sakit di Kabupaten Subang, Jakarta Barat. Beberapa pendemo lainnya harus mengurungkan niatnya untuk membela Alquran yang diduga telah dinistakan oleh Gubenur DKI nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama. Mereka harus kembali untuk mengantarkan jenazah Suwarno ke kampung halamannya di Sukoharjo, Solo.

Namun, puluhan massa aksi yang lain dalam bus warna hijau berpelat AA 1600 GW tidak tertahan. Mereka tetap melanjutkan perjalanan tersebut dengan niat yang sudah utuh: menuntut Ahok segera diadili. Mereka tiba di Jakarta pada Kamis (3/11), siang. Mereka pun langsung bergabung dengan massa aksi dari daerah lain dan beristirahat di sebuah masjid yang berada tak jauh dari Kantor DPP Front Pembela Islam (FPI).

Salah satu pendemo yang selamat dari kecelakaan tersebut, Suryanto (45), menceritakan, ada belasan bus massa aksi yang berangkat dari Solo. Namun, mereka tidak berangkat dari tempat yang sama. Suryanto sendiri berangkat satu rombongan dengan mobil yang ditumpangi Suwarno bersama 58 orang lainnya.

Rombongan dalam bus tersebut berangkat dari Solo pada Rabu (2/11), sekitar pukul 17.00 WIB. Namun, saat tiba di Col Cipali pada Kamis (3/11) pukul 03.00 WIB, Suryanto terbangun dari tidurnya akibat kecelakaan itu.

"Waktu itu saya tidur. Tapi katanya bus saat itu mau nyalib, tapi di depannya ada truk pasir dan terkena bokong truk itu, kemudian mental ke kanan, lalu terbalik ke kiri," cerita Suryanto pada Republika.co.id, di Masjid Al-Ishlah, Kamis (3/11), malam.

Pria asal Solo itu mengatakan, saat itu diduga almarhum Suwarno sedang duduk di bagian depan bagian kiri sehingga mengalami luka parah. Kata dia, Warno sempat mau dilarikan ke rumah sakit, tapi nyawa Warno tak tertolong saat dalam perjalanan. Sementara, penumpang yang selamat harus menunggu hingga pukul 05.00 WIB untuk menumpang bus rombongan di belakang mereka.

"Kami nunggu sampai jam lima subuh. Kita shalat di situ. Kemudian ikut bus rombongan di belakangnya menuju ke Jakarta," ucap Suryanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement