Rabu 02 Nov 2016 18:25 WIB

Menpan RB: Sistem IT Kementerian-Taspen harus Terkoneksi pada 2017

Menteri Pendayagunaan Aparatur negara dan Reformasi (PANRB) Asman Abnur. (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Menteri Pendayagunaan Aparatur negara dan Reformasi (PANRB) Asman Abnur. (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Asman Abnur menargetkan sistem teknologi informasi seluruh Kementerian/Lembaga sudah terkoneksi dengan PT Taspen (Persero) pada tahun 2017.

"Semua data kepegawaian dari daerah kabupaten hingga tingkat pusat sudah harus on-line dengan Taspen sebelum akhir 2017. Data pensiunan, kenaikan pangkat otomatis, data dan sistem penggajian sudah harus terkoneksi dengan Taspen," kata Asman di sela kunjungan kerja dan peninjauan layanan Taspen, di Kantor Pusat Taspen, Jakarta, Selasa (2/11).

Menurutnya, dengan terkoneksinya sistem IT Kementerian dan Lembaga dan Taspen maka data yang dimiliki Taspen harus sama dengan data Badan Kepegawaian Nasional (BKN). Pada kesempatan itu, Asman meninjau secara langsung loket-loket layanan Taspen dan berbincang dengan Komari (55), pegawai Perpustakaan Nasional yang sedang mengurus klaim Jaminan Kematian (JKM) atas nama istrinya.

Kepada Menpan RB, Komari menyebutkan bahwa mengurus JKM tidaklah sulit, cukup dengan meminta surat kematian dari Kelurahan, kemudian melaporkan ke Perpustakaan Nasional tempatnya bekerja untuk selanjutnya mencairkannya ke Taspen. Dana JKM yang diterima Komari berkisar Rp7,5 juta.

Selanjutnya Menpan RB meninjau ruangan teknologi informasi Taspen untuk memastikan kesiapan kapasitas penyimpanan data server, angka termutakhir jumlah peserta ASN dan Pensiunan, dan koneksi langsung dengan Kementerian/Lembaga lainnya.

"Layanan Taspen sudah baik. Sekarang bagaimana jaringan dan jangkauan bisa sampai ke masyarakat. Ini tantangan buat Taspen ke depan," ujarnya.

Ia menambahkan, sistem pelayanan kepada publik menjadi konsentrasi Pemerintah, tidak boleh ada kesulitan dalam memberikan layanan ke masyarakat. "Tidak hanya Taspen, BKN juga dituntut untuk mengevaluasi dan berbenah, supaya data-data pensiunan PNS yang meninggal itu realtime. Tidak lagi ada opini bahwa ada pegawai pensiunan bodong, ada pensiunan meninggal tapi masih membayar iuran penuh, dan lainya," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Utama Taspen Iqbal Latanro mengatakan pihaknya selain meningkatkan sistem IT layanan, juga memperluas cabang layanan hingga mendekati daerah-daerah terpencil.

Saat ini jumlah kantor layanan Taspen sudah mencakup 55 cabang di seluurh Indonesia. Sampai akhir tahun 2017 akan ditambah di Gunung Sitoli, dan Lubuk Linggau.

"Meskipun tidak menguntungkan secara finansial, tapi kami tetap membangun kantor-kantor pelayanan untuk mendekatkan dan memudahkan pensiunan mendapatkan hak-haknya," kata Iqbal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement