REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Fahri Hamzah, meminta agar kepolisian tidak memprovokasi masyarakat terhadap aksi yang dilakukan oleh umat Islam pada Jumat (4/11) nanti.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menilai Kapolri Tito Karnivian sudah memprovokasi masyarakat dengan menetapkan Jakarta siaga satu. Padahal jutaan umat Islam telah bertekad untuk melakukan aksi damai.
"Seharusnya kepolisian tidak memprovokasi masyarakat, santai aja. Mereka datang dengan damai," ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/11). Menurutnya para pendemo itu hanya menuntut penegakan hukum terhadap Gubernur Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang telah dilaporkan atas dugaan penistaan agama.
Apalagi yang bakal tergabung dalam aksi tidak hanya organisasi masyarakat (Ormas) tertentu tapi juga datang dari lapisan masyarakat. kata Fahri, mereka berhak menuntut kepada pemerintah agar segera kasus dugaan penistaan agama segera diproses secara hukum yang berlaku.
"Selain datang dengan damai, saya dengar ada yang datang mau bawa bunga, jaga taman. Maka dari itu anggap ini biasa aja jangan jadi parno (paranoid)," katanya.
Kemudian terkait Presiden Joko Widodo mengundang tiga organisasi Islam terbesar, yaitu Majelis Ulama Indonesia (MUI), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan Pengurus Pusat Muhammadiyah ke Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (1/11), adalah langkah yang baik.
Namun, Fahri meminta Joko Widodo juga menerima perwakilan masyarakat saat berlangsungnya demonstrasi tersebut. Fahri berharap presiden harus berani menerima delegasi demonstran.
Sebab, Joko Widodo sendiri memiliki posisi yang sangat kuat sebagai presiden yang dipilih langsung oleh rakyat. Hanya saja, legitimasi yang kuat itu juga harus digunakan untuk keberpihakan terhadap konstitusi dan hukum. Maka dari itu, Joko Widodo jangan gugup mengadapi puluhan ribu pedemo.
"Jadi jangan gugup dan sambutlah mereka dengan baik," ucapnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Politikus Partai Gerinda, Fadli Zon. Menurutnya, para demonstran memiliki misi yang baik yaitu menuntut penegakan hukum yang adil. Bahkan, aksi pada Jumat nanti tidak ada kaitannya dengan pemilihan gubernur (Pilgub) DKI Jakarta. Aksi tersebut murni aspirasi umat Islam yang merasa kitab sucinya, Al-Quran dilecehkan.
"Ini gak ada kaitannya dengan Pilgub. Mereka datang dengan maksud baik," katanya saat menghadiri diskusi dialektika di DPR RI.