Selasa 01 Nov 2016 19:33 WIB

Pengamat: Waspadai Aksi Lone Wolf dalam Aksi 4 November

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Bayu Hermawan
Unjuk rasa (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Unjuk rasa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi damai umat Islam di Jakarta pada 4 November nanti di depan Istana Negara diperkirakan akan dihadiri ratusan ribu orang. Polisi dan TNI juga mempersiapkan ribuan pasukan untuk mengamankan aksi bela Alquran tersebut.

Pengamat terorisme dan intelijen dari Universitas Indonesia (UI) Ridlwan Habib mengatakan demonstrasi itu rawan disusupi lone wolf. Lone wolf adalah istilah suatu kejahatan kekerasan dengan memberi dukungan terhadap suatu ideologi, gerakan dan kelompok tertentu, namun pelakunya adalah pejuang tunggal yang sama sekali terlepas dari organisasi atau struktur kelompok tersebut.

Bisa dikatakan lone wolf ini hanya merupakan simpatisan individual yang melakukan aksinya sendiri, atas inisiatif sendiri tanpa komando kelompok tersebut. 

"Aksinya saya duga akan damai. Peserta aksi yang asli akan tertib. Tapi yang bahaya itu penyusup, lone wolf," ujar Ridlwan, Selasa (1/11).

Serangan karakter lone wolf susah diprediksi. Jenis senjatanya juga bisa sangat sederhana. "Sebuah pisau lipat saja bisa menjadi senjata sangat berbahaya kalau dilakukan secara nekad dan penuh keyakinan, " ujarnya.

Ridlwan mengatakan di channel komunikasi telegram tertutup, pendukung ISIS juga menyambut demo ini dengan antusias. Untuk itu, ia berharap pimpinan laskar mampu mengendalikan massanya dari aksi penyusup.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement