REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Muhammad Ismail Yusanto menegaskan, aksi yang rencananya akan digelar pada 4 November 2016 tidak ada sangkut-pautnya dengan Pilkada DKI 2017. Aksi tersebut menurutnya adalah desakan terhadap kepolisian untuk menangkap Ahok, karena telah melakukan penistaan terhadap Alquran.
Menurut Ismail, seluruh massa yang turun aksi tidak ada kaitan dengan gelaran Pilkada DKI 2017. Justru, menurutnya, aparat kepolisianlah yang mengaitkan proses hukum Ahok dengan Pilkada DKI, mengingat Ahok adalah salah satu calon yang akan berkontestasi.
"Aparat inilah yang kemudian mengaitkan tindakan Ahok dengan pilkada. Kalau tidak, mestinya dengan mudah diproses. Kenapa tidak diproses? Karena ini calon dari sekian partai, bahkan katanya calon dari istana," kata Ismail saat dihubungi Republika.co.id, Senin (31/10).
Dari itu, Ismail mengaku heran jika ada pihak-pihak tertentu yang mengaitkan demo 4 November dengan Pilkada DKI Jakarta. Karena menurutnya, aparat kepolisianlah yang dengan jelas melindungi Ahok karena tidak ingin tersangkut masalah hukum.
"Justru mereka yang lamban memproses Ahok ini yang terang-terangan melakukannya karena tidak ingin calon itu tersangkut masalah hukum," kata Ismail.