Kamis 27 Oct 2016 22:40 WIB

Waspadai Kampanye Hitam Kebakaran Hutan oleh LSM Asing

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Angga Indrawan
Kebakaran Hutan
Kebakaran Hutan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Pakar kehutanan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Ricky Avenzora mengatakan kebakaran hutan 2015 paling banyak terjadi di lahan yang menjadi tanggung jawab pemerintah, bukan pada areal kelapa sawit. Begitu pula pada tahun ini, luas areal lahan hutan terbakar yang jadi tanggung jawab pemerintah semakin lebih banyak dari tahun sebelumnya.

Menurut dia, kampanye hitam yang dilontarkan lembaga swadaya masyarakat (LSM) asing terkait penyebab kebakaran hutan di Indonesia akibat ulah perkebunan kelapa sawit oleh korporasi merupakan sikap hipokrit dan bentuk tidak objektif terhadap data yang ada. Dia berpendapat, negara asing seperti Amerika Serikat sudah panik dan kehilangan akal sehat untuk memenangkan persaingan dagang global.

Negara asing amat takut terhadap produk kelapa sawit di tingkat perdagangan global sebab dapat menurunkan nilai dan jumlah permintaan berbagai produk minyak nabatinya maupun kartel perdagangan yang dinikmati selama ini. “Jika Indonesia bisa menaikkan produksi kelapa sawit hingga 15 persen saja, maka negara asing bisa terancam kehilangan nilai dagang mencapai 30 persen,” ujar Ricky, Kamis (27/10).

Ricky meminta pemerintah Indonesia tegas mengawasi LSM asing yang kerap mencampuri kehutanan dan kelapa sawit Indonesia melalui audit investigasi. Dia menyebut apabila memang terbukti LSM asing itu melakukan tindak pidana harus dinyatakan sebagai bagian korupsi dan pencucian uang.

Dia mencontohkan salah satu bentuk kampanye hitam yang dilakukan LSM asing seperti pernah disuarakan Mighty beberapa waktu lalu yang menuduh kebakaran hutan di Papua tahun 2015-2016 akibat ulah perkebunan kelapa sawit. Ricky mengatakan LSM Mighty telah melakukan kesalahan akademis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement